tirto.id - Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI) Ahmad Lubis, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (27/6/2017) mengatakan, pentolan FPI Rizieq Shihab yang saat ini tengah berada di Yaman tetap memantau perkembangan terkini keputusan-keputusan yang dibuat Gerakan Nasional Pembela Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI).
Menurut Lubis, Rizieq juga mendapat informasi mengenai pertemuan antara para pengurus GNPF-MUI dengan Presiden Joko Widodo pada Hari Raya Idul Fitri 25 Juni 2017 di Istana Merdeka.
"Berikutnya beliau memantau perkembangan-perkembangan dan kami juga melaporkan hal-hal yang terjadi kepada beliau jadi tidak ada komunikasi putus dengan beliau," kata Lubis, seperti diwartakan Antara.
Ia juga menyampaikan kondisi terkini Rizieq Shihab yang diketahui berada di Yaman.
"Juga sangat gembira, senang, tidak ada permasalahan dan dan selalu berkoordinasi dengan kami," kata Lubis.
Polda Metro Jaya menetapkan Rizieq Shihab sebagai tersangka dalam kasus dugaan konten pornografi pada percakapan Whatsapp antara dia dengan Ketua Yayasan Solidaritas Sahabat Cendana, Firza Husein. Selain itu, Rizieq juga pernah diperiksa polisi di Jakarta atas dugaan makar, pada Januari 2017.
Lubis menggelar konferensi pers bersama Ketua Umum GNPF-MUI , Bachtiar Nasir, Wakil Ketua GNPF MUI, Zaitun Rasmin, anggota Dewan Pembina GNPF-MUI, Yusuf Matra, anggota Dewan Pembina GNPF-MUI, Haikal Hasan, serta Juru Bicara FPI, Munarman.
Dalam konferensi pers tersebut, GNPF-MUI menyampaikan tindak lanjut dialog saat open house di Istana Merdeka dengan Presiden Jokowi pada Minggu (25/6/2017). Bachtiar mengatakan, aksi demo seperti 212 tidak akan terjadi seandainya Jokowi mau berdialog dengan pihaknya sejak awal.
"Kalau terjadi dialog di antara kita [Presiden-GNPF] mungkin tidak ada lagi [aksi] 212 [2/12/2016] dan seterusnya," tegas Bachtiar.
Bachtiar juga menambahkan, dialog ini tidak serta merta selesai begitu saja. Menurutnya, akan ada dialog di kemudian hari, terutama kepada Menkopolhukam Wiranto.
Rombongan GNPF yang hadir pada pertemuan di Istana Negara yakni Bachtiar Nasir, ketua GNPF, Kapitra Ampera, Yusuf Marta, Muhammad Lutfi Hakim, Habib Muchsin, Zaitun Rasmin, dan Denny. Sementara, Presiden didampingi Menko Polhukam Wiranto, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra