tirto.id - Anggaran untuk revitalisasi lima taman di DKI Jakarta mencapai Rp145 miliar. Sebagai pembanding, angka Bantuan Gubernur (Bangub) yang diajukan Pemkot Depok ke Pemprov DKI untuk membikin program pencegahan banjir hanya Rp48 miliar.
Jadi dana revitalisasi taman jelas cukup besar, tetapi pengesahannya tidak lewat proses yang ketat. DPRD DKI, misalnya, tak tahu persis akan diapakan uang sebanyak itu.
Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Misbah Hasan, menuding DPRD DKI bertanggung jawab atas lolosnya anggaran ini. Kepada reporter Tirto, Kamis (10/1/2019), Misbah mengatakan 'penyakit' DPRD DKI memang itu: "mengesahkan APBD tanpa tahu konsep atau tujuannya".
Salah satu fungsi DPRD adalah anggaran. Mereka bertugas membahas dan memberikan persetujuan rancangan-APBD yang diajukan kepala daerah.
Misbah mengatakan bahwa menyetujui anggaran tanpa tahu detailnya sangat berisiko. "Anggaran sebesar itu untuk penataan taman bisa sangat rentan terhadap potensi penyimpangan," tambah Misbah.
Menurut Misbah, kalau butuh dana besar untuk menata atau mempercantik taman, seharusnya pemprov memanfaatkan sumber pendanaan lain, CSR misalnya.
Kritik serupa sempat disampaikan Misbah ketika muncul rencana merevitalisasi Monas yang memakan dana Rp150 miliar.
Iman Satria, Ketua Komisi D DPRD DKI, mengakui kalau mereka memang tak tahu detailnya. Itu karena dari pihak pemprov pun tak memberikannya. Namun mereka memilih tetap mengesahkannya dengan pertimbangan kalau program itu memang penting.
"Ya kalau memang itu diperlukan, kenapa tidak. Kami hanya mengesahkan apa yang disajikan," kata Iman kepada reporter Tirto.
Iman mengatakan sebaiknya pertanyaan soal detail diajukan ke pemprov. "Coba tanyakan lagi saja ke ibunya [Kepala Dinas Perhutanan DKI Jakarta, Suzi Marsitawati]."
Nominal Wajar
Lima taman kota yang hendak direvitalisasi ialah Taman Puring di Jakarta Selatan, Taman Tugu Tani Jakarta Pusat, Taman Langsat Jakarta Selatan, Taman Mataram Jakarta Selatan, serta Taman Tebet Jakarta Selatan.
Kepala Dinas Kehutanan DKI Jakarta Suzi Marsitawati mengatakan angka yang mereka ajukan dan kemudian disahkan DPRD DKI telah disesuaikan dengan kondisi maupun luas masing-masing lahan.
"Dilihat dari luasnya. Untuk Taman Tebet misalnya, itu [luasnya] 7,8 hektare, kemudian Taman Langsat juga cukup besar. Belum lagi fasilitas yang akan kita bangun," ujar Suzi di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (9/1/2019).
"Kenapa dibuat revitalisasi? Ya karena ini sudah layak untuk dilakukan. Hampir 10 sampai dengan 15 tahun [taman-taman tersebut] belum direvitalisasi," tambahnya.
Terkait dengan kritik Misbah Hasan soal pemanfaatan dana CSR, Suzi mengatakan hal itu juga akan diupayakan. Suzi menilai cepat lambatnya revitalisasi bergantung kepada proses pengadaan barang dan jasa. Hanya saja apabila bisa menggandeng CSR, Suzi menilai proses revitalisasi bisa dilakukan lebih cepat.
"Kalau kami mendapatkan [dukungan dana] dari swasta, maka anggaran tersebut akan kami kembalikan kepada negara," ucap Suzi.
Anies Baswedan sempat menjelaskan konsep revitalisasi salah satu taman. Taman Tebet sisi utara dan selatan, katanya, akan diintegrasikan. Saat ini, kedua bagian taman tersebut masih terpisah oleh jalan. Jalan tersebut tidak akan dihilangkan.
"Penggabungan itu tidak menghilangkan jalan. Nanti tamannya naik ke atas dan tidak seperti jembatan. Memang desainnya naik ke atas, ada kemiringan, lalu melewati jalan," kata Anies, Kamis (3/1/2018) lalu.
Penulis: Fadiyah Alaidrus
Editor: Rio Apinino