Menuju konten utama

DKJ Mengaku Tak Diundang Pemprov DKI Soal Rencana Revitalisasi TIM

Pihak Dewan Kesenian Jakarta menuturkan ada yang lebih penting dibanding revitalisasi fisik Taman Ismail Marzuki (TIM), yakni penguatan kelembagaan.

DKJ Mengaku Tak Diundang Pemprov DKI Soal Rencana Revitalisasi TIM
Pengunjung melihat lukisan karya Mike Marjinal saat pembukaan pameran visual 'Pang! No Border, no Class' yang digelar di Galeri Cipta III Tman Ismail Marzuki, Jakarta, Rabu (18/4/2018). tirto.id/Andrey Gromico

tirto.id - Ketua Pengurus Harian Dewan Kesenian Jakarta, Irawan Karseno, mengatakan bahwa instansinya tak diundang dalam rencana revitalisasi Taman Ismail Marzuki oleh Pemprov DKI. Menurutnya, pertemuan dengan Pemprov baru dilakukan belakangan setelah rencana awal revitalisasi itu diusulkan ke dalam APBD-Perubahan 2018.

"Terus terang memang kami tidak diajak. Tapi barangkali, harus berpikir positif gubernur membutuhkan informasi di luar DKJ sendiri," ujar Irawan saat dihubungi di Jakarta pada Selasa (21/8/2018).

Meski demikian, ia menyampaikan bahwa ada yang lebih penting dibanding revitalisasi fisik Taman Ismail Marzuki (TIM), yakni penguatan kelembagaan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan Akademi Jakarta.

"Revitalisasi non-fisik atau software itu terkait Pergub 64 Tahun 2006 tentang kelembagaan DKJ AJ. Dari DKJ sendiri lebih [mementingkan] ke revisi Pergub-nya," tutur Irawan.

Dengan pembaruan Pergub tersebut, DKJ dan AJ akan lebih kuat secara kelembagaan serta memiliki tugas dan wewenang yang lebih luas dalam hal, misalnya, hubungan antarlembaga.

Ia menyampaikan, revitalisasi fisik memang dibutuhkan. Namun, mengingat dana seringkali menjadi kendala dan revitalisasinya akan berlangsung lama, pilihan terbaik adalah dengan merevitalisasi terlebih dahulu kelembagaan DKJ.

Rencana revitalisasi TIM sendiri, menurutnya, telah bergulir sejak lama. Hal ini pun sudah tercantum pada cetak biru yang dibuat era Gubernur Wiyogo Atmodarminto (1987-1992). Namun, kata Irawan, belum semuanya bisa terlaksana.

Pada era Gubernur Djarot Saiful Hidayat, Oktober 2017 lalu, TIM juga telah direvitalisasi meliputi perbaikan Gedung Teater Jakarta, Gedung Graha Bakti Budaya, dan Plaza Teater Jakarta.

"Waktu itu pakai dana CSR dari apartment di sebelah TIM. Itu kalau enggak salah Rp80 miliar," imbuhnya.

Jika ingin merevitalisasi total tempat tersebut, ucap Iriawan, dana yang dibutuhkan sekitar Rp600 miliar. "Itu di zaman Pak Jokowi, ya, sekitar segitu. Kalau sekarang, kan, mungkin sudah naik lagi."

Dalam APBD-P 2018, Pemprov DKI berencana menganggarkan dana sebesar Rp446 juta yang masing-masing sebesar Rp273 juta untuk Pelayanan Tim Revitalisasi PKJ TIM dan Rp173 juta untuk review masterplan TIM.

Plt Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Asiantoro menyampaikan, revitalisasi tersebut dilakukan untuk membuat fungsi TIM sebagai tempat kesenian yang lebih lengkap dan menggembalakan fungsi TIM seperti di era Ali Sadikin.

Namun, ia tak menjelaskan perubahan apa saja yang terjadi di TIM saat ini sehingga perlu dikembangkan seperti di era Gubernur Ali Sadikin.

"Lagi dibahas terus, diperdalam, karena itu ada tim revitalisasinya," ucap Asiantoro di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (20/8/2018).

Tim revitalisasi yang ia maksud, merupakan Tim Khusus untuk Revitalisasi TIM yang dibentuk Anies Baswedan lewat Keputusan Gubernur Nomor 1018 Tahun 2018. Tim yang anggotanya berasal dari Disparbud DKI itu bakal dipimpin oleh Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekda Provinsi DKI Jakarta.

Selain itu, ada pula lima seniman yang dilibatkan ke dalam tim, antara lain Arie Batubara, Arsono, Hidayat LPD, Yusuf Susilo Hartono, dan Mohamad Chozin.

Baca juga artikel terkait TAMAN ISMAIL MARZUKI atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yuliana Ratnasari