tirto.id - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menanggapi komentar Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ihwal jumlah orang miskin di Indonesia.
Menurut JK, jumlah orang miskin dapat berbeda-beda tergantung ukuran yang digunakan. Ia menyebut, pemerintah selama ini menggunakan ukuran yang diakui internasional dalam menghitung jumlah orang miskin di Indonesia.
"Itu datanya BPS [Badan Pusat Statistik] tentu valid. tergantung ukuran apa yang kita pakai. kalau ukuran yang kami pakai ialah ukuran yang diakui internasional, berpendapatan sekian per bulan, atau konsumsinya per hari berapa," kata JK di Istana Wapres, Jakarta, Selasa (31/7/2018).
Perbincangan seputar jumlah orang miskin mencuat pasca SBY berkata ada 100 juta warga miskin di Indonesia. Pernyataan itu ia sampaikan setelah bertemu Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Selasa (24/7/2018).
Berdasarkan data BPS, hingga Maret 2018 jumlah orang miskin di Indonesia sebesar 9,82 persen. Dengan persentase itu maka angka penduduk miskin sebanyak 25,95 juta orang. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 633,2 ribu orang, dari yang sebelumnya 26,58 juta orang pada September 2017.
"Itu ada ukurannya masing-masing. Ada 15 faktor untuk mengetahui, membikin klarifikasi yang miskin atau tidak, punya pekerjaan atau tidak, rumahnya bagaimana," ujar JK.
Penulis: Lalu Rahadian
Editor: Alexander Haryanto