tirto.id - Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor mengutuk keras aksi narapidana teroris (napiter) di Mako Brimob yang menyerang dan menyandera petugas polisi.
Komandan Densus 99 GP Ansor, Nuruzzaman mengatakan, apa yang dilakukan narapidana tersebut tidak mencerminkan Islam yang dikenal sebagai agama yang rahmatan lil alamin
"Maka dari itu, GP Ansor mendukung pemerintah, dalam hal ini kepolisian, untuk menindak tegas para pelaku teror tersebut dengan cara apa pun ketika mereka melakukan perlawan dan penyerangan kepada aparat. Tidak boleh ditolerir setiap tindakan brutal dan keji yang mereka lakukan terhadap aparat," ungkap Nuruzzaman melalui keterangan tertulis, Rabu (9/5/2018).
Nuruzzaman menyatakan, aksi narapidana terorisme itu dilakukan kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD) pimpinan Aman Abdurrahman, yang juga ditahan di Mako Brimob.
Berdasarkan informasi yang diterima pihaknya, kata Nuruzzaman, ada enam anggota Brimob berhasil disandera napiter, bahkan satu orang petugas yang meninggal dunia.
Menurut dia, aparat tersebut meninggal karena ditembak napiter yang berhasil merebut senjata petugas.
Dari informasi yang diperoleh Nuruzzaman, keributan berujung penyerangan dan penyanderaan tersebut dipicu oleh protes napiter terhadap layanan makanan di tahanan.
Selain itu, kata dia, ada juga informasi yang menyebut penyerangan itu terjadi saat petugas menginterograsi napiter terkait kasus penangkapan 3 orang terduga teroris di Bogor belum lama ini.
"Nah, saat menggali informasi itu, ada provokasi dan napiter melakukan penyerangan dan penyanderaan, serta berhasil merebut senjata petugas hingga menembak satu orang petugas," terang Nuruzzaman, yang juga dikenal sebagai pengamat terorisme ini.
Agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi, Nuruzzaman menyarakan agar narapidana terorisme tidak dikumpulkan dalam satu tempat di Mako Brimob.
Pasalnya, dari informasi yang ia dapatkan ada seratus lebih narapidana terorisme yang ditahan di Mako Brimob, termasuk pimpinan JAD Aman Abdurrahman.
"Yang saya dengar, napiter yang ditahan di Mako Brimob tergolong napi kakap. Harus disebar penahanannya, jangan dijadikan satu justru bisa menjadi ajang koordinasi. Mereka itu kelas kakap semua, bahaya," tutup Nuruzzaman.
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Alexander Haryanto