tirto.id - Kuliner tanah air sangat beragam dan terkenal kaya dengan bumbu rempah yang membuat rasa masakan kuat dan lezat. Salah satu kuliner khas Nusantara adalah soto, hidangan dengan kuah kaldu yang kaya rasa dan isian daging ayam, sapi atau daging, dan jerohan lainnya.
Salah satu jenis soto yang terkenal adalah soto ayam Lamongan banyak dijumpai di wilayah Jawa Timur dan memiliki ciri khas berupa taburan bubuk koya di atasnya yang membuat rasanya makin gurih dan sedap.
Resep Soto Ayam Lamongan
Menurut bukuSup & Soto (2005) karya Sisca Soewitomo berikut ini bahan-bahan dan cara mudah membuat soto lamongan
Bahan-bahan:
- 900 gram ayam negeri, potong sesuai selera bisa jadi 2 atau 4
- 1 buah jeruk nipis ambil airnya
- 1 sdt garam halus
- 1 liter air
- 3-4 lembar daun jeruk
- 2 batang serai, geprek
- 2 jempol jahe
- 3 sendok makan minyak goreng untuk menumis
1 bungkus su’un
3 butir telur ayam, rebus hingga matang dan kupas
3 lembar kol, cuci dan iris tipis-tipis
Bahan bumbu yang dihaluskan:
5 bawang putih, kupas
3 butir kemiri sangrai agar wangi
2 ruas kunyit, bakar sebentar
2 sdt garam
1 sdt merica
Bahan pelengkap soto:
- Koya yang dibuat dari: 3-4 lembar kerupuk udang dan 2 butir bawang putih yang sudah digoreng, dihaluskan. Ini untuk taburan di atas soto.
- Sambal soto: 8 cabe merah besar, 5 cabai rawit, 3 bawang putih, lalu rebus semua bahan. Haluskan semua bahan lalu tambah garam. Sambal siap digunakan.
- Bawang goreng
- Daun bawang yang dirajang kecil
Cara membuat soto ayam lamongan:
1. Cuci bersih potongan ayam lalu lumuri dengan air jeruk nipis dan garam, diamkan sekira 10 menit. Cuci lagi dan rebus ayam bersama serai, daun jeruk dan jahe. Setelah mendidih dan matang, angkat ayam, tiriskan dari airnya, suwir kecil kecil. Saring kaldunya dari daun jeruk dan serai. Sisihkan.
2. Tumis bumbu halus, masukkan dalam kaldu dan rebus hingga mendidih dan bumbu meresap. Sementara menunggu kaldu mendidih, siapkan mangkuk dan bahan soto lainnya.
Cara menyajikan soto ayam Lamongan:
Isi mangkuk dengan su’un, irisan kol, suwiran ayam, lalu tuang kaldu panas hingga suun terendam. Taburi dengan irisan daun bawang, bawang goreng dan koya serta sambal.
Soto ayam lamongan siap dihidangkan.
Sejarah Soto di Nusantara
Menurut sejarah, soto bukan makanan asli nusantara, melainkan adaptasi dari hidangan yang dibawa oleh orang-orang Tiongkok bernama cau do, jao to, atau chau tu (artinya jerohan).
Kesimpulan itu merujuk hasil studi untuk tesis yang dilakukan oleh Ary Budiyanto dan Intan Kusuma Wardhani dari Institute for Research and Community Service Petra Christian Univesity, dalam penelitian mereka dengan tema “Menyantap Soto Melacak Jao To Merekonstruksi (Ulang) Jejak Hibriditas Budaya Kuliner Cina dan Jawa” (2013).
Disebutkan dalam studi tersebut, ada satu jenis makanan Cina yang dalam dialek Hokkian disebut cau do, jao to, atau chau tu yang merupakan nenek moyang soto. Hidangan ini mulai dikenal di pesisir pantai utara Jawa pada abad ke-19 Masehi, dijual oleh pendatang Tiongkok.
Tesis itu didukung oleh Denys Lombard dalam buku Nusa Jawa 2: Silang Budaya Jaringan Asia (1996) yang menulis bahwa di pesisir Jawa mulai banyak dijumpai imigran Cina membuka usaha rumah makan atau warung bahkan penjual keliling dan menjual jenis makanan tersebut.
Asalnya hidangan itu berasal dari babi dan jerohannya, namun karena di Nusantara telah banyak orang Islam yang menolak mengonsumsi daging babi, maka bahan asli itu diganti dengan daging yang halal seperti ayam, sapi, kambing, dan lainnya.
Sejak itu soto mulai dikenal dan berkembang di berbagai wilayah Nusantara dengan macam-macam varian yang kita ketahui saat ini. Di Jawa Tengah, ada Soto Kudus, Soto Purbalingga, Soto Sokaraja, Soto Wonogiri, Soto Pekalongan.
Di Jawa Timur ada Soto Lamongan, Soto Madura, Soto Sulung Surabaya, dan lainnya. Jawa Barat terdapat Soto Mi Bogor, Soto Bandung, Soto Ayam Sunda, Soto Bebek Ciledug, Soto Sapi Banten, dan lainnya.
Ada pula Tauto di Pekalongan dengan tambahan tauco, juga Soto Kadipiro, Soto Tamansari, atau Soto Wonosari di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Di Sumatera ada Soto Padang dan Soto Medan, di Kalimantan ada Soto Banjar, Soto Makassar, Soto Barenang Polaweli-Mandar, Soto Manado, Soto Kikil Kendari, dan lainnya.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Dipna Videlia Putsanra