Menuju konten utama

Reaksi Organ-Organ Tubuh Saat Gantung Diri

Saat seseorang menggantungkan lehernya pada seutas tali, maka seketika tubuhnya akan bereaksi. Seperti apa detik demi detik jelang hidup seseorang berakhir dengan gantung diri?

Reaksi Organ-Organ Tubuh Saat Gantung Diri
Ilustrasi Bunuh Diri. Foto/Istock

tirto.id - “Ya kita lihat ajalah gue berani atau enggak, kalaupun gue berani ngelakuin hal yang sebenarnya gue enggak berani, kita lihat nanti.”

Setelah menyampaikan pesan lewat video live di laman Facebooknya, pria itu nekat menggantung dirinya. Video gantung diri itu pun disiarkannya secara langsung di akun Facebook Pahinggar Indrawan. Ia patah hati dan merasa sendiri sejak ditinggalkan sang istri. Nama sang istri disebutkannya pula dalam video dramatis itu. Aksi melambaikan tangan ke kamera pun ia lakukan sebelum detik-detik paling mengerikan yang tak semua orang kuasa untuk menyaksikannya.

Pria yang tinggal di Jagakarsa, Jakarta Selatan itu butuh waktu lebih dari satu menit untuk menemui ajal. Beberapa kali ia tampak meronta dan berusaha melepaskan tali di lehernya, tapi akhirnya terlambat, ia pun kehabisan napas. Tindakan ini tak patut dicontoh oleh siapa pun atau dengan alasan apapun.

Peristiwa ini mengingatkan publik pada awal Maret lalu, kala penyanyi asal Amerika Serikat, Tommy Page, mengakhiri hidupnya dengan menggantung diri. Page cukup lama hidup dalam depresi sebelum akhirnya memutuskan bunuh diri. Bagi banyak orang tentu ini momen yang paling dihindari atau bahkan menakutkan karena sebagai tindakan yang menyakiti diri. Namun, sains mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada tubuh seseorang saat detik-detik gantung diri itu terjadi.

Pada Juli 2007, Journal of Forensic Science mempublikasikan hasil analisis terhadap tubuh pria berusia 37 tahun yang gantung diri. Pada detik ke-13, lelaki itu kehilangan kesadaran. Dua detik kemudian mulai kejang-kejang. Pada detik ke-21, pria itu mengalami rigiditas dekortikasi dan disusul dengan rigiditas desebrasi—lengan dan tungkainya bergerak secara spontan. Tubuhnya meronta dan menarik tali di lehernya. Dalam 1 menit 38 detik, lelaki itu kehilangan fungsi ototnya. Gerakan pernapasan perlahan turun dan akan berhenti pada menit ke-2. Lalu apa yang dirasakan lelaki itu?

Infografik gantung diri

Saat tubuh sudah menggantung, tali sudah mengikat leher dan kaki tak menyentuh lantai, hal pertama yang dirasakan adalah gaya gravitasi yang sangat kuat, menarik tubuh yang tertahan tali. Leher akan tercekik dan tak bisa bernapas. Setelah merasakan sakitnya tercekik, nyeri yang luar biasa menjalar ke tengkuk dan dada. Mata akan melotot dan terasa perih karena tekanan.

Tekanan itu menyebabkan penyumbatan udara dan pembuluh darah ke otak atau tekanan pada syaraf vagus. Lalu perut dan dada akan kejang karena diafragma berkontraksi dengan hebat. Wajah manusia yang menggantung dirinya dipastikan berwarna ungu kemerahan. Busa halus dan liur akan mengucur dari sudut bibir, lalu terjadi pendarahan di tenggorokan. Ini karena terjadi kocokan pada tenggorokan dan dada saat berusaha bernapas. Lidah juga akan terjulur.

Meski lidah sudah terjulur, belum tentu langsung mati. Secara reflek, tubuh akan meronta-ronta, berayun kian kemari. Kondisi ini hal yang otomatis terjadi pada tubuh seseorang yang gantung diri. Semakin lama, gerakan meronta itu akan mematahkan tulang leher hingga terjadi pendarahan di otak. Pandangan mulai kabur, kontraksi diafragma kian menjadi-jadi dan bisa mengakibatkan keluarnya sperma atau bahkan feses.

Setelah itu, secara perlahan, tubuh akan lumpuh, otak tak dapat mengontrol dengan baik dan akhirnya seseorang menemui ajal. Namun, bila tali yang dipakai tak cukup kuat hingga tali putus maka yang terjadi adalah kematian bisa saja tak terjadi, tetapi dipastikan seseorang akan koma di rumah sakit.

========================

Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdikusi dengan pihak terkait, seperti psikolog atau psikiater maupun klinik kesehatan jiwa. Salah satu yang bisa dihubungi adalah Into the Light yang dapat memberikan rujukan ke profesional terdekat (bukan psikoterapi/ layanan psikofarmaka) di intothelight.email@gmail.com.

Baca juga artikel terkait BUNUH DIRI atau tulisan lainnya dari Wan Ulfa Nur Zuhra

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Wan Ulfa Nur Zuhra
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Suhendra