Menuju konten utama

Ratusan Siswa SMKN 2 Solo Demo Tak Bisa Daftar PTN Melalui SNBP

Ratusan siswa kelas XII SMKN 2 Solo kecewa karena pihak sekolah lalai meregistrasi data siswa ke PPDS.

Ratusan Siswa SMKN 2 Solo Demo Tak Bisa Daftar PTN Melalui SNBP
Ratusan siswa kelas XII SMKN 2 Solo gelar aksi demo di depan sekolah usai mereka terancam tak bisa ikuti tes masuk PTN jalur SNBP, Senin (3/2) siang. (FOTO/Febri Nugroho)

tirto.id - Ratusan siswa kelas XII SMKN 2 Solo menggelar aksi protes di depan sekolah, Senin (3/2/2025), usai kegagalan penyelesaian finalisasi Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS) oleh pihak sekolah.

Akibatnya ratusan siswa kelas XII SMKN 2 Solo tersebut terancam tak bisa mendaftarkan diri di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melalui jalur Seleksi Nasional Berdasar Prestasi (SNBP). Pendaftaran SNBP sendiri akan mulai di buka pada Selasa (4/2/2025) hari ini.

Para siswa yang ditemani oleh wali murid mereka menggelar aksi dengan membentangkan sejumlah spanduk bernada protes seperti 'Kami Berhak SNBP' di depan dan halaman sekolah.

Salah satu siswa kelas XII SMKN 2 Solo, Aura menerangkan bahwa dirinya dan ratusan rekannya kecewa atas kegagalan finalisasi PDSS yang dilakukan pihak sekolah.

Pasalnya mereka hanya mendapat kesempatan untuk mendaftar PTN melalui SNBT dan harus bersaing dengan saingan lebih banyak daripada lewat jalur SNBP.

"Kalau misalnya usaha sekolah enggak berhasil, kan berarti harusnya ada bentuk pertanggungjawaban lain. Menurut saya, bimbingan UTBK itu tidak sepadan. Saya belajar UTBK lama pun sampai sekarang belum 100 persen bisa. Apalagi dengan waktu yang singkat dan sedikit," ujar Aura.

Sementara itu, salah satu wali murid yang ikut hadir dalam aksi protes siswa, Nayla, menilai pihak sekolah lalai karena telah mengorbankan kesempatan para siswa untuk bisa mengikuti SNBP.

"Ternyata pihak sekolah lalai. Bisa lupa, bisa dibilang dia tuh ya leha-leha gitu. Kan dari tanggal 6 sampai 31 Januari ya, tapi enggak diregistrasi. Tapi alasannya itu karena anak-anak enggak registrasi. Sebenarnya kalau itu enggak diregistrasi, kita mau daftar ya. Itu kan didaftarkan semua, tapi enggak didaftarin gitu loh," ungkap Nayla.

Atas insiden ini, Nayla pun meminta pertanggungjawaban dari pihak sekolah.

"Jadi ini semua udah enggak bisa daftar. Terus ini yang diharapkan seperti apa? Kenapa tidak sampai mundur? Ada pertanggungjawabannya enggak? Sekolah ngasih solusi SNBT. SNBT itu sudah beda," imbuhnya.

Nayla menjelaskan bahwa ia mendapat informasi bahwa pihak sekolah sudah mendapatkan keringanan tenggat waktu pengunggahan di PDSS sampai akhir Januari. Namun lantaran alasan jaringan hingga penutupan pendaftaran tak rampung.

"Sebelumnya aku juga tahu kalau tanggal 24 kan karena dikerjannya tanggal 30. Oh jadi sampai batas waktu enggak selesai, dikasih waktu lagi tapi tetap enggak nyandak, alasannya ya karena jaringan itu. Akhirnya semua enggak bisa ikut," tambah Nayla.

Di sisi lain, polemik yang terjadi di SMKN 2 Solo tersebut langsung menjadi sorotan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jawa Tengah.

Pengawas Sekolah Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VII Jawa Tengah, Pangarso Yuliatmoko, menyatakan pihaknya telah berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah untuk menyelesaikan masalah ini.

"Ini usaha yang dilakukan. Pertama, kita harus berkomunikasi langsung. Kalau lewat handphone dan sebagainya secara birokrasi memang sudah tutup, tetapi usaha tetap harus kita lakukan. Kita harus komunikasi langsung. Caranya, ya tadi. Perintah dari dinas, mungkin orang tua sudah disampaikan, kepala sekolah datang ke Jakarta komunikasi membawa permasalahan dengan harapan kita mengedepankan layanan untuk para siswa. Ini masalah masa depan," terang Pangarso.

"Mudah-mudahan ini berhasil. Jika tidak, seperti yang disampaikan sekolah, masih ada perguruan tinggi keagamaan Islam negeri bagi yang berminat. Kalau tidak berminat, ya sudah. Tidak mau masuk, kita lanjut ke yang berikutnya. Kalau sampai plan A tadi gagal, kita tidak bisa ikut SNBP, maka satu-satunya cara adalah SNBT," tuturnya.

Atas polemik ini, pihak sekolah yakni Kepala SMKN 2 Solo, Sugiyarso. bersama dua siswa dan dua wali murid berencana ke Jakarta dengan didampingi perwakilan Cabdin Wilayah VII Jateng untuk mengajukan keringanan agar diberikan kuota mengikuti SNBP.

Sugiyarso hanya menganggukkan kepala sembari menuju ruang pertemuan untuk membahas hal ini bersama wali murid.

Baca juga artikel terkait PENERIMAAN MAHASISWA BARU atau tulisan lainnya dari Febri Nugroho

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Febri Nugroho
Penulis: Febri Nugroho
Editor: Bayu Septianto