tirto.id - Terkait adanya surat peringatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump terhadap Iran, ratusan ribu warga Iran berunjuk rasa memprotes Trump untuk menyatakan kesetiaan mereka membela ulama Republik Islam itu, demikian informasi yang diungkapkan televisi pemerintah.
Sebagaimana diberitakan Antara, Jumat (10/2/2017), sejumlah warga Iran di Teheran berjalan menuju alun-alun Azadi (Kebebasan) dengan membawa spanduk bertuliskan "Mampus Amerika" dan gambar Trump untuk memperingati ulang tahun Revolusi Islam Iran pada 1979, yang menggulingkan kerajaan dukungan AS.
Penguasa Iran, Pemimpin Agung Ayatollah Ali Khamenei pada Selasa (7/2/2017) menyeru warga Iran ambil bagian dalam unjuk rasa, yang menunjukkan Iran tidak takut pada ancaman AS.
"Amerika dan Trump tidak bisa mengutuk. Kami siap mengorbankan nyawa kami demi pemimpin kami, Khamenei," kata seorang remaja pria Iran kepada televisi pemerintah.
Pada pekan lalu, Trump mencantumkan Iran dalam surat pemberitahuan sebagai reaksi atas uji coba peluru kendali pada 29 Januari 2017 dan menimbulkan sanksi baru, baik terhadap pribadi maupun kelompok.
Iran menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menghentikan program rudalnya tersebut.
Sikap pragmatis Presiden Hassan Rouhani juga diteriakkan dalam aksi bersama ratusan ribu warga Iran pada hari Jumat itu untuk menunjukkan bahwa mereka tidak akan memutus hubungan dengan Pemimpin Agung dan Republik Islam Iran.
Televisi milik pemerintah setempat melaporkan bahwa jutaan orang menuju seantero negara tersebut dalam unjuk rasa revolusi di semua kota-kota utama untuk menandai peringatan anti-AS, slogan anti-Israel, dan membakar beberapa bendera AS.
Di media sosial, seperti Twitter dan Facebook, beberapa warga Iran menggunakan tanda pagar #LoveBeyondFlags, mendesak diakhirinya pembakaran bendera selama peringatan ulang tahun revolusi tersebut berlangsung.
Mereka juga berterima kasih kepada rakyat AS, yang menentang perintah eksekutif Trump, yang melarang perjalanan warga dari tujuh negara berpenduduk sebagian besar muslim, termasuk Iran, ke AS. Larangan perjalanan itu ditentang di sejumlah pengadilan di AS.
Kedua situs media sosial berbasis di AS itu diblokir di Iran oleh lembaga sensor pemerintah yang memiliki jangkauan luas, tetapi keduanya masih umum digunakan oleh jutaan warga Iran yang menggunakan piranti lunak khusus khusus di sela-sela pembatasan.
Pejabat Iran, termasuk Khamenei, memiliki akun Twitter dan Facebook meskipun ada larangan tersebut.
Trump mengkritik kesepakatan nuklir yang dicapai bersama Iran, AS, dan negara maju lainnya pada 2015 yang bertujuan untuk membatasi proyek nuklir negara tersebut.
Hampir semua sanksi terhadap Iran dicabut pada tahun lalu berdasarkan atas kesepekatan beberapa negara itu.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari