tirto.id - Nama Rara Istiani Wulandari seketika menjadi tenar di Indonesia dan menjadi perbincangan global. Rara Istiani Wulandari muncul sebagai pawang hujan di MotoGP Mandalika.
Sosok Rara Istiani Wulandari pun muncul di kamera saat ia sedang menjadi pawang hujan. Ia berjalan di bawah guyuran hujan di tengah lintasan sirkuit Mandalika sambil membawa benda seperti mangkok.
Bukan sekali ini saja wanita yang biasa disapa Mbak Rara ini sudah dipercaya untuk "mengendalikan cuaca" di Mandalika. Pada saat sirkuit ini dalam masa pembangunan, Mbak Rara sudah dipercaya menjadi pawang.
Para pembalap MotoGP yang sedang bersiap di paddock pun ikut mengamati aksi Mbak Rara. Di layar televisi tampak Mbak Rara sedang berkeliling sirkuit sambil membawa mengkuk dan membaca mantra.
Mbak Rara ini lahir di Jayapura pada 22 Oktober 1983. Ia menganut agama Islam. Menurutnya, dia mendapatkan bakat menjadi seorang pawang hujan dari keluarga sang ayah.
Sebelum memutuskan jadi pawang hujan, Rara menyadari sejak kecil ia merupakan seorang indigo. Keluarga Mbak Rara kemudian banyak mengajarkannya soal dunia spiritual dan menjadi pawang hujan.
Rara disebut sudah menjadi seorang pawang hujan sejak ia berusia 9 tahun. Rara kini tinggal di di sebuah apartemen di Jalan Ciung Wanara I Nomor 7, Denpasar, Bali.
Selain sebagai pawang hujan, Rara juga membuka jasa Indigo Cahaya Tarot. Ia menerima jasa meramal, membaca tarot, hipnoterapi, dan meditasi.
Fakta Pawang Hujan
Dahulu kala, pawang hujan atau disebut shaman ini tugasnya tidak hanya memanggil atau menghentikan hujan, tetapi juga menjadi tabib atau mengobati orang sakit. Intinya, ia bertugas menghubungi dewa-dewa.
Sebelum Homo sapiens berevolusi, ada keinginan bawaan untuk mengalami hubungan langsung dengan dewa, leluhur, dan penghuni dunia roh lainnya. Salah satu media yang digunakan shaman untuk berkomunikasi adalah tanaman.
Menurut US Forest Service, budaya paling kuno di Afrika, Eropa, Asia, Australia, dan Amerika dan sepanjang waktu hingga zaman pra-industri, banyak klan, sekte, dan suku yang mengonsumsi tanaman untuk penggunaan spiritual dan/atau obat.
Kegunaan dan efek kuratif dari tanaman ini sangat terkait dengan ritual. Bagi banyak budaya suku, tanaman itu sendiri adalah suci. Kekuatan supranatural bersemayam di jaringan mereka sebagai hadiah ilahi bagi manusia di bumi.
Para “herbalis” ini berperan sebagai pemandu spiritual dan penafsir mimpi dan memimpin banyak upacara sakral. Dukun memiliki kekuatan untuk "kesurupan" dan berkomunikasi dengan roh, ia bisa memerangi roh jahat dan penyakit, berkomunikasi dengan leluhur, mencegah kelaparan, dan mengendalikan cuaca (tarian hujan).
Editor: Addi M Idhom