131 suporter Arema meninggal dalam tragedi Kanjuruhan. Mereka disebut kekurangan oksigen karena tembakan gas air mata dan pintu keluar yang penuh sesak.
Mereka yang pingsan dan tewas saling bersisian, tergeletak di lorong stadion hingga selasar IGD. Aremania membantu sedulur mereka, korban arogansi aparat.