Indeks Ronald Tannur

Eksekusi Zarof Ricar setelah Kejagung menerima salinan putusan kasasi dari Mahkamah Agung.

MA memperkuat putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta yang sebelumnya memperberat hukuman Zarof Ricar.

PT DKI Jakarta memperberat vonis pengacara terpidana Ronald Tannur, Lisa Rachmat, menjadi 14 tahun penjara dari 11 tahun penjara.

Vonis yang dijatuhkan majelis hakim kepada Rudi sama dengan tuntutan penuntut umum, yakni 7 tahun penjara dan denda Rp750 juta subsider 6 bulan kurungan.

Subdirektorat Kerja Sama Pemasyarakatan Ditjen Pemasyarakatan menyebut remisi umum diberikan setiap 17 Agustus bertepatan dengan peringatan HUT RI.

Rudi berharap mendapat kesempatan kedua dan memperbaiki diri meski mengeklaim tetap bertanggung jawab atas aksinya di kasus suap vonis Ronald Tannur.

Jaksa menyatakan nilai honorarium tidak sesuai dengan nilai uang yang disita dari rumah Rudi usai dilakukan penelusuran rekap honor Rudi sebagai narasumber.

Putusan terhadap Rudi akan dibacakan oleh Majelis Hakim, usai Rudi menjalani pemeriksaan sebagai terdakwa, hari Jumat kemarin.

Ketua RT di kediaman mantan Ketua PN Surabaya, Rudi Suparmono, mengungkapkan momen penyidik Kejagung menemukan uang senilai Rp20,1 miliar di mobil Rudi.

JPU memutuskan banding di vonis Lisa Rachmat karena banyak bukti dalam putusan tersebut tidak sesuai dengan tuntutan penuntut umum.

Zarof Ricar diketahui mendapatkan vonis di bawah tuntutan jaksa penuntut umum (JPU).

Sepyoni menjelaskan bahwa maksud kode kamar tersebut adalah sebagai nominal uang dalam juta.

Keduanya dinilai bersalah mempengaruhi putusan hakim terkait perkara Ronald Tannur.

Meirizka mengaku hanya memberikan uang Rp1,5 miliar kepada Lisa selaku kuasa hukum Ronald Tannur sebagai uang jasa pengacara dan tidak menyuap hakim.

Saat membacakan pleidoi di persidangan, Zarof mengeklaim hanya mengenalkan pengacara Ronal Tannur kepada hakim dan tidak mempengaruhi putusan Ronald Tannur.

Sementara itu, Meirizka Widjaja, ibu Ronald Tannur, dituntut hukuman 4 tahun penjara oleh JPU.

Permintaan tersebut dilakukan saat Zarof mengatakan pada Rudi bahwa Lisa minta dikenalkan kepada Ketua PN Surabaya.

Hakim menilai Lisa Rachmat telah merusak sistem peradilan karena bertemu dengan hakim yang mengadili kliennya, Ronald Tannur.

Zarof Ricar mengaku setelah menerima uang fee menjadi broker pertambangan, langsung memasukkannya ke dalam brankas tanpa dihitung.

Dia juga mengaku tidak mengetahui dugaan suap yang dilakukan oleh Lisa untuk membebaskan anaknya.