Indeks Rokok Elektrik

Chandrika Chika dan kelima temannya menggunakan ganja cair sebagai likuid rokok yang digunakan secara bergantian.

Rokok elektrik kian populer karena diklaim lebih aman dibanding rokok konvensional. Namun, itu masih menjadi polemik.

Kementerian Keuangan telah menetapkan kebijakan Pemberlakuan Pajak Rokok atas Rokok Elektrik (REL) mulai tanggal 1 Januari 2024.

Benarkah Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah melarang penggunaan vape di sejumlah negara? Simak penjelasannya.

Pemerintah Indonesia belum mampu mengambil sikap tegas layaknya Australia untuk membatasi konsumsi rokok elektrik mengingat tembakau adalah sektor kritikal.

Penjualan produk liquid vape mengalami penurunan akibat dampak adanya oknum menggunakan narkotika dengan cairan e-liquid sebagai media penghantar.

Dokter spesialis paru menyebutkan bahwa vape juga berisiko sebabkan kanker paru. 

Apa perbedaan antara rokok elektrik dan rokok tembakau, serta bagaimana risikonya bagi kesehatan?

Apakah vape bisa sebabkan penyakit kanker dan apa bedanya dengan rokok tembakau?

Muhammadiyah memfatwa vape haram.

Evali adalah penyakit paru-paru yang diakibatkan oleh konsumsi rokok elektrik atau vape. Penyakit ini bisa dikenali dari sejumlah gejala yang dialami oleh orang yang mengonsumsi rokok elektrik, setidaknya selama 90 hari.

Menurut studi yang diterbitkan di American Journal of Preventive Medicine, orang yang merokok dan vape secara bersamaan lebih berisiko terkena stroke. 

Pemerintah berpotensi kehilangan penerimaan cukai ratusan miliar jika larangan rokok elektrik atau vape terealisasi.

Penangkapan produsen rumahan narkoba ini merupakan pengembangan kasus penyalahgunaan narkoba yang sempat melibatkan selebritas Vicky Nitinegoro.

CDC merilis data kasus cedera paru-paru terkait penggunaan rokok elektronik atau vape di 48 negara bagian wilayah Amerika Serikat.

Rokok elektrik vape sama bahayanya dengan rokok tembakau dan ada 5 fakta vape yang perlu diketahui.

Rokok konvensional maupun vapor sama-sama mengandung nikotin dan zat berbahaya lainnya.

Kemenkes dapat menyatakan bahwa rokok elektronik tidak aman dikonsumsi, namun terkait kebijakan pelarangan produk kewenangan Kemendag.

Rokok elektronik mendapat cukai sebesar 57 persen, sedangkan cukai untuk rokok konvensional hanya sebesar 10 persen.

Rokok elektronik diduga juga memiliki zat yang berbahaya bagi kesehatan, sehingga tidak tepat sebagai pengganti terapi ketergantungan merokok.