Indeks Pertumbuhan Kredit

Penyaluran kredit yang tinggi akan menimbulkan efek pengganda, salah satunya mendorong konsumsi masyarakat.

OJK juga masih mencatat pertumbuhan kredit bermasalah atau Non-Performing Loan (NPL) kredit UMKM hingga 7 basis poin (bps) menjadi 4,05 persen.

Perry sebut per​bankan juga mengoptimalkan sumber pendanaan selain dari DPK, antara lain melalui penerbitan surat-surat berharga dan pinjaman.

Melalui kebijakan pelonggaran makroprudensial, BI berharap dapat mengungkit pertumbuhan kredit sebesar 0,6–0,7 persen.

OJK memprediksi pertumbuhan utang pinjol pada Maret 2024 atau saat Ramadan berada pada kisaran 11-13 persen secara year-on-year (yoy).

Perry sebut peningkatan pertumbuhan kredit tahun ini terjadi merata pada seluruh sektor ekonomi dan seluruh jenis kredit.

Airlangga sebut angka 11% diperkirakan mencapai Rp600 triliun. Sekitar Rp373 triliun dari total tersebut berasal dari UMKM.

BI optimistis kredit perbankan akan tumbuh 9 persen sampai 10 persen pada tahun ini.

BI mencatat pertumbuhan kredit mencapai 11,95 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya year on year pada Oktober 2022.

Bank Indonesia memproyeksikan penyaluran kredit baru perbankan terindikasi tetap tumbuh positif pada Mei 2022.

Gubernur BI Perry Warjiyo melaporkan pertumbuhan kredit perbankan pada April 2022 tumbuh sebesar 9,10 persen secara yoy.

Responden memprakirakan kredit pada 2022 sebesar 9,3 persen (yoy) atau meningkat dibandingkan 5,2 persen pertumbuhan pada 2021.

Kredit perbankan di periode Juli 2021 didorong kredit konsumsi yang tumbuh 2,40 persen (yoy) dan kredit UMKM yang naik 1,93 persen (yoy).

Kenaikan itu terindikasi dari Survei Perbankan Bank Indonesia yang terbit pada April 2021.

Pada Januari 2021, BI mencatat pertumbuhan kredit masih terkontraksi 1,92 persen yoy.

OJK mengkhawatirkan sektor riil tumbuh dengan skala yang rendah apabila pandemi COVID-19 berkepanjangan.

Anjloknya Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) menjadi salah satu pendorong pertumbuhan KPR non subsidi di BTN turun.

Hasil survei OJK menunjukkan pelaku usaha kompak belum memerlukan kredit di awal 2021 lantaran bisnisnya belum pulih.

OJK-BI memperkirakan kredit tumbuh pesat tahun ini. Bagi sebagian pihak itu tak realistis.

Bank Indonesia menyatakan pertumbuhan kredit November 2020 semakin terjerumus ke zona negatif dengan kontraksi 1,39 persen year on year (yoy).