Penerapan perluasan ganjil genap hari ketiga, Rabu (11/9/2019), namun DKI Jakarta masih menduduki peringkat atas tingkat polusi udara dunia, menurut data Air Visual, Rabu pukul 06.50 WIB.
AirVisual merilis kualitas udara Jakarta hari ini, Minggu (8/9/2019). Jakarta menempati urutan ketiga dengan kualitas udara terbutuk dari 89 kota besar dunia.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sepanjang 2019, kami telah menjatuhkan sanksi kepada 77 pelaku usaha yang terbukti tidak patuh atas ketentuan lingkungan. Jumlah ini jauh meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 18 pelaku.
Berdasarkan US Air Quality Index (AQI), pada pukul 06.00 WIB, kualitas udara Jakarta tercatat di angka 157 kategori tidak sehat dengan parameter PM2,5 konsentrasi 66.8 µg/m³.
Data AirVisual mencatat, pada pukul 07.40 WIB, kualitas udara Jakarta tercatat masuk kategori makin tidak sehat di angka 153, dengan parameter PM2,5 konsentrasi 59,6 ug/m3.
Kondisi udara Jakarta justru jauh lebih baik usai pemadaman listrik di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat dan sekitarnya pada Minggu (4/8/2019) siang hingga malam kemarin.
Ahli Hukum Lingkungan menilai Instruksi Gubernur Anies tentang penanganan polusi udara Jakarta tidak akan efektif jika tidak didasari kajian yang matang dan data valid.