Sejumlah pakar dari pengawas senjata kimia dunia dikirim ke Turki untuk mengumpulkan contoh sebagai bagian dari penyelidikan dugaan serangan senjata kimia di Suriah pada pekan lalu yang menewaskan 87 orang.
Serangan pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat menghantam sasaran yang salah di Tabqa, Suriah, dan menewaskan 18 milisi Kurdi dan Arab yang merupakan sekutu AS, Kamis (13/4/2017).
Pertempuran sengit berkecamuk pada Selasa (11/4/2017) antara prajurit militer Suriah dan gerilyawan di Provinsi Daraa di bagian selatan negeri itu, sehingga membuat konflik di kawasan itu kembali memanas.
Setelah serangan rudal Amerika Serikat, Presiden Iran Hassan Rouhani menegaskan dukungan penuh pada Presiden Suriah Bashar al-Assad, menurut situs kantor kepresidenan Iran, Minggu (9/4/2017).
Untuk pertama kalinya sejak konflik Suriah meletus, sang polisi dunia Amerika Serikat akhirnya turun tangan. Masalah muncul saat sang rival, Rusia bercokol dan mendukung penuh pemerintah Suriah. Akankah Perang Dunia III pecah?
Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahkan diklaim Arab Saudi berani mengambil tindakan ketika masyarakat internasional gagal menghentikan tindakan rezim Suriah.
Pemerintah Indonesia menyatakan tidak setuju atas serangan rudal yang dilancarkan secara sepihak oleh militer Amerika Serikat ke Suriah, sebagai respons atas dugaan serangan senjata kimia di Suriah yang dikuasai kubu pemberontak.
Kepemimpinan dan kebijakan Suriah, dituturkan Barazi, tidak akan berubah. Pasalnya, target ini bukan yang pertama dan Barazi tidak percaya serangan itu akan menjadi yang terakhir.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan militernya untuk melancarkan serangan peluru kendali ke sebuah pangkalan udara Suriah yang menjadi asal serangan senjata kimia maut.
Tembakan rudal dari AS ini diklaim sebagai reaksi atas serangan kimia mematikan yang terjadi awal pekan ini di Kota Khan Sheikhoun, Idlib, timur laut Suriah