Indeks Investree

Adrian Gunadi, eks CEO Investree, dipulangkan untuk ditangkap OJK imbas kasus penghimpunan dana masyarakat secara ilegal, berikut profilnya.

Status permanent resident ini sempat menjadi hambatan dalam proses penangkapan dan pemulangan Adrian Gunadi.

Atas perbuatannya, Adrian Gunadi terancam pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 10 tahun.

Ses NCB Interpol Polri, Brigjen Untung Widyatmoko, mengatakan bahwa pengajuan ekstradisi bos Investree itu membutuhkan waktu yang cukup lama.

OJK sebut akan terus mengupayakan penegakan hukum yang setimpal atas kejahatan yang telah dilakukan Adrian.

Adrian Gunadi diduga masih aktif berbisnis meski telah menjadi buronan. Mengutip situs resmi JTA Investree, Adrian justru menjabat sebagai CEO

OJK juga berkoordinasi dan korespondensi dengan kementerian/lembaga terkait untuk memproses kepulangan Adrian Gunadi.

Kemenkum telah menerima permohonan ekstradisi dari Kepala Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri atas permintaan OJK pada Februari 2025.

Penyelesaian kasus Adrian Gunadi turut menentukan tingkat kepercayaan investor di industri fintech lending Indonesia.

OJK sayangkan Adrian Gunadi masih jabat Chief Executive Officer di JTA Investree Doha Consultancy.

Para lender, yang meskipun telah mengajukan penagihan namun nama mereka tidak tercantum dalam daftar, diminta untuk segera menghubungi tim likuidasi.

OJK berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk membawa Adrian kembali ke Tanah Air.

Dalam setahun terakhir, sejumlah startup di Indonesia mengalami kasus dugaan fraud dan masalah lainnya. Hal tersebut bisa mengurangi kepercayaan investor.

Agusman mengatakan, OJK bekerja sama dengan aparat penegak hukum sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Penjelasan mengenai kasus Investree perusahaan yang izinnya dicabut oleh OJK. Simak profil pemimpin dan alasan pencabutan izinnya.

Pencabutan izin usaha Investree dilakukan karena perusahaan itu melanggar ketentuan ekuitas minimum.

Adrian A. Gunadi resmi diberhentikan dari jabatannya sebagai Direktur Utama Investree.

Fintech P2P lending menawarkan bunga tinggi hingga 20 persen, namun risiko gagal bayar menjadi sepenuhnya tanggungan investor.

Sidang perkara perdata terkait permasalahan gagal bayar PT Investree Radhika Jaya alias Investree ditunda hingga 7 Februari 2024.