Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menjelaskan, jumlah total penumpang selama H-7 hingga H+7 masa mudik Lebaran hanya mencapai 3.522.585 orang. Sementara pada periode yang sama tahun 2018 mencapai 4.850.028 penumpang.
Luhut Binsar Panjaitan menyatakan penyebab harga tiket pesawat mahal bukan praktik duopoli di industri penerbangan Indonesia, melainkan inefisiensi di manajemen keuangan maskapai.
Sriwijaya Air tidak mengajukan jadwal penerbangan tambahan sebagai imbas dari sepinya penumpang akibat mahalnya tiket pesawat pada musim mudik Lebaran kali ini.