tirto.id -
"Angkutan udara memang harus kita evaluasi dengan sistematis," jelas dia di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Jumat (14/6/2019).
Ia menjelaskan, langkah evaluasi ke depan akan dilakukan dengan memperbaiki layanan di angkutan transportasi udara agar bisa lebih optimal.
Mahalnya tiket pesawat yang berimbas pada penurunan jumlah penumpang di masa angkutan Lebaran 2019 juga diamini oleh Kepala Badan Litbang Perhubungan, Sugihardjo.
Ia menjelaskan bahwa bersama tim dari Kementerian Perhubungan melakukan analisis terhadap fenomena penurunan penumpang pesawat ini.
"Kalau wilayah Jawa turunnya memang pengaruh peningkatan moda jalan baik tol maupun angkutan umum serta kereta api," kata dia.
Ia mengatakan, masyarakat saat mudik Lebaran tahun ini tampak antusias untuk menjajal Tol Trans Jawa. Hal itu terlihat dari peningkatan jumlah arus mudik dan balik yang melalui GT Cikampek Utama yang meningkat 16,01 persen, atau bertambah 153.102 kendaraan, dibandingkan periode yang sama tahun 2018.
Ia menjelaskan, secara psikologis penurunan penumpang pesawat disebabkan karena mahalnya harga tiket.
Hal ini terjadi karena untuk pembelian tiket sebelum pemberlakuan PM 106/2019, harga tiket terendah yang dijual pada masa Lebaran 2019 meningkat antara 16,0 persen hingga 79,5 persen.
Dengan kenaikan rata-rata sebesar 34,2 persen hingga 60,7 persen jika dibandingkan dengan harga tiket terendah pada masa Lebaran 2018.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari