tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah tengah mengupayakan penambahan supplier (pemasok) bahan bakar avtur untuk menekan harga tiket pesawat.
Menurut Luhut, langkah ini merupakan tanggung jawab pemerintah yang selama ini ia sebut sebagai sebuah kesalahan. Pasalnya, pemerintah lama membiarkan pemasok avtur hanya dikelola oleh Pertamina sehingga tidak ada kompetisi.
Akibat dari kesalahan ini, kata Luhut, harga avtur penerbangan di Indonesia tergolong mahal karena berada di angka 21 persen di atas mobs. Padahal, katanya, di Singapura angkanya bisa di kisaran 20 persen mobs.
“Sekarang kita mau supaya dua (supplier avtur). Jadi tidak boleh (sendiri) atau 3 nanti supplier avtur. Siapa saja boleh (buka). Kau pun boleh,” ucap Luhut kepada wartawan di Gedung BPPT pada Selasa (11/6/2019).
Pada Rabu (5/6) lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menilai mahalnya tiket pesawat Indonesia disebabkan karena struktur pasar yang sifatnya duopoli sehingga perlu ditambah pemain baru. Bila perlu maskapai asing dapat masuk untuk mengisinya.
Berbeda dengan Darmin, Luhut lebih menyoroti masalah bahan bakar avtur sebagai penyebab tiket pesawat mahal. Untuk menekan harga tiket pesawat, Luhut lebih memilih menambah pemasok avtur sehingga dapat menekan harga tiket pesawat dari ongkos bahan bakar.
Luhut mengatakan, saat ini pemerintah akan merealisasikan penambahan satu supplier avtur. Perusahaan migas bernama AKR pun diketahui menjadi korporasi yang akan mengisi peran ini bersama Pertamina.
Ketika ditanya mengenai kemungkinan membuka peluang ini pada perusahaan avtur asing, Luhut enggan menanggapinya. Ia hanya menyebutkan bahwa saat ini hanya diprioritaskan pada perusahaan migas dalam negeri.
“Ya kita lihat lah kalau boleh dalam negeri dulu jangan asing lah,” ucap Luhut.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Alexander Haryanto