Indeks Gas Air Mata

Pelanggaran HAM muncul karena penegakan hukum belum mencakup keseluruhan pihak yang seharusnya bertanggung jawab pada Tragedi Kanjuruhan.

Penggunaan gas air mata di dalam stadion merupakan bentuk penggunaan kekuatan berlebih yang dilarang dalam Pasal 19 aturan FIFA.

IPW menyebut bahwa Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan harus bertanggung jawab secara hukum dan moral.

PSSI dinilai tahu penggunaan gas air mata melanggar regulasi, namun selama ini organisasi tersebut tidak mengambil langkah atas pelanggaran tersebut.

Kesimpulan sementara Komnas HAM mengatakan bahwa gas air mata adalah penyebab utama tragedi Kanjuruhan.

Seluruh anggota Polri termasuk Brimob dilarang menampilkan gaya hidup mewah sesuai instruksi Presiden Jokowi.

Polri tidak akan kembali menggunakan gas air mata dalam rangka pengamanan pertandingan.

Mahfud MD mengatakan ada upaya saling lempar tanggung jawab dalam insiden di Stadion Kanjuruhan.

Penggunaan gas air mata kedaluwarsa bukan pertama kali terjadi, harus ada investigasi terhadap aparat dan tanggung jawab secara etik, disiplin dan pidana.

Mahfud MD memastikan kematian hingga penyebab gangguan kesehatan korban tragedi Kanjuruhan berawal dari tembakan gas air mata.

Pindad memastikan gas air mata yang diproduksi dan digunakan oleh kepolisian tidak menggunakan bahan berbahaya.

Kapolres Malang saat terjadinya tragedi Kanjuruhan hanya mengingatkan anggotanya tidak melakukan kekerasan berlebihan & menggunakan senjata api.

Komnas HAM akan memeriksa PSSI dan PT LIB guna memperkaya informasi terkait pemberian rekomendasi tragedi Kanjuruhan.

Menurut Komnas HAM, Gas air mata pertama kali ditembakkan pada pukul 22:08:59 ke arah tribun penonton bagian selatan.

Anam menyebut di setiap pintu keluar semuanya telah dijaga oleh petugas, namun tidak terlihat karena tertutupi oleh antrean penonton yang penuh sesak.

Komnas HAM akan melakukan uji laboratorium terhadap gas air mata kedaluwarsa yang ditembakan polisi di tragedi Kanjuruhan.

Komnas HAM menyebut penembakan gas air mata tidak hanya dilakukan oleh satuan Brimob, tetapi juga Sabhara.

Isnur justru menilai Polri tengah menolak konsep kausalitas dalam tragedi Stadion Kanjuruhan.

Pintu keluar yang tidak layak dan masifnya tembakan gas air mata ke arah suporter menyebabkan banyaknya korban jiwa di Stadion Kanjuruhan.

Polri mengklaim kematian para korban tragedi Kanjuruhan disebabkan karena kekurangan oksigen akibat berdesak-desakan, bukan gas air mata.