Kesaksian mantan Direktur FBI James Comey di depan Senat AS disiarkan langsung oleh stasiun TV di Amerika Serikat dan mengundang reaksi umpatan dari Presiden Donald Trump.
Mantan Direktur FBI James Comey menuduh Presiden AS Donald Trump memang berusaha melemahkan penyelidikan FBI atas dugaan intervensi Rusia dalam Pilpres AS 2016.
Mantan direktur Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) James Comey akan memberikan kesaksian di Kongres pada 8 Juni, demikian diumumkan Komite Intelijen Senat AS, Kamis (1/6/2017).
Menantu Presiden Donald Trump, Jared Kushner, tengah diselidiki badan penyelidik federal FBI, dalam kaitannya dengan penyelidikan FBI mengenai dugaan koneksi Rusia dengan tim kampanye Trump pada Pemilu November tahun lalu.
Kongres AS meminta penjelasan lebih lengkap pada pemerintah Donald Trump terkait memo yang menyebutkan dia pernah meminta mantan direktur FBI James Comey untuk menghentikan penyelidikan terhadap salah satu pejabat dengan Rusia.
Senator Partai Republik mendesak Trump mengundurkan diri karena telah memecat secara sewenang-wenang Direktur FBI, James Comey. Mereka menduga Trump khawatir kasus campur tangan Rusia dalam Pilpres AS terbongkar oleh FBI.
Tim sukses Hillary Clinton menyebut Direktur FBI James Comey sebagai penyebab kekalahannya dalam Pilpres Selasa lalu. Hillary menilai keputusan Comey untuk mengumumkan penyelidikan terbaru atas emailnya telah menggerus dukungan kepadanya dari negara-negara bagian di barat tengah AS (Midwest).
Surat perintah sudah dimiliki FBI untuk menyelidiki surat elektronik pribadi milik Hillary Clinton. Karena kabar mengejutkan itu, keunggulan Clinton semakin menipis dengan persentase satu persen dibanding Trump.
Jaksa Agung Amerika Serikat (AS), Loretta Lynch, menerima rekomendasi dari Biro Investigasi Federal (FBI) bahwa tak ada dakwaan yang dilayangkan kepada Hillary Clinton akibat menggunakan server surat elektronik (email) pribadi saat menjabat sebagai menteri luar negeri.
Khairuldeen Makhzoomi mengalami peristiwa buruk pada 6 April 2016. Sehari setelah bercakap-cakap dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Ban Ki-moon, ia didepak dari pesawat yang dinaikinya. Federal Bureau of Investigation (FBI) menginterogasinya. Ia diperlakukan seperti teroris. Semua itu hanya karena ia berbicara Bahasa Arab ketika berbincang dengan pamannya melalui telepon genggam.
Sebagian besar masyarakat Amerika Serikat mendukung langkah Federal Bureau of Investigation untuk memaksa Apple membuka enskripsi keamanan dari iPhone milik seorang pelaku penembakan massal di San Bernardino yang terjadi Desember tahun lalu, sebuah survei menunjukkan.