Menuju konten utama

Menantu Trump Diselidiki FBI Terkait Interaksi dengan Rusia

Menantu Presiden Donald Trump, Jared Kushner, tengah diselidiki badan penyelidik federal FBI, dalam kaitannya dengan penyelidikan FBI mengenai dugaan koneksi Rusia dengan tim kampanye Trump pada Pemilu November tahun lalu.

Menantu Trump Diselidiki FBI Terkait Interaksi dengan Rusia
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump menaiki Air Force One menuju Israel dari Bandara Internasional King Khalid di Riyadh, Arab Saudi, Senin (22/5). ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst.

tirto.id - Menantu Presiden Donald Trump yang menjadi penasihat senior Gedung Putih, Jared Kushner, tengah diselidiki badan penyelidik federal FBI, dalam kaitannya dengan penyelidikan FBI mengenai dugaan koneksi Rusia dengan tim kampanye Trump pada Pemilu November tahun silam.

Kabar ini dilaporkan oleh Washington Post dan NBC News, Kamis (25/5/2017) waktu AS.

Kushner diselidiki karena interaksinya dengan Rusia, termasuk dengan duta besar Rusia dan seorang bankir dari Moskow, kata The Post mengutip beberapa orang yang mengetahui penyelidikan FBI tersebut.

Belum diketahui apakah Kushner telah menerima permintaan keterangan dari FBI untuk direkam keterangannya, lapor NBC News.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah memecat Direktur Biro Penyelidikan Federal (FBI) James Comey pada Selasa (9/5/2017) waktu setempat.

Menurut Gedung Putih, pencopotan itu Direktur Penyelidikan FBI itu berdasarkan saran jelas dari Wakil Jaksa Penuntut Umum Rod Rosenstein dan Jaksa Agung Jeff Sessions kepada Trump.

"FBI adalah salah satu lembaga yang dihormati dan dihargai di negeri ini, dan hari ini menandai awal baru bagi permata mahkota penerapan hukum kita," kata pernyataan tersebut, mengutip Trump.

Saat ini proses pemilihan direktur baru FBI sedang berlangsung.

Di dalam surat yang dikirim kepada Comey pada Selasa pagi, sebagaimana dilaporkan Xinhua seperti dikutip Antara, Rabu (10/5/2017), Trump mengatakan pencopotan itu tidak terkait dengan penyelidikan terhadap dirinya.

Sementara itu, mantan senator dan mantan calon wakil presiden dari Partai Demokrat, Joe Lieberman, mundur dari pencalonan untuk posisi direktur baru FBI.

Tokoh yang justru difavoritkan Presiden Donald Trump untuk menduduki jabatan itu beralasan tidak ingin ada konflik kepentingan mengingat Trump telah menyewa seorang pengacara dari firma hukum di mana Lieberman bekerja.

Lieberman bekerja pada sebuah firma hukum yang berbasis di New York yang dikepalai Marc Kasowitz yang disewa Trump untuk menjadi pembelanya dalam penyelidikan oleh Departemen Kehakiman dan Kongres atas kemungkinan kaitan tim kampanyenya pada Pemilu 2016 dengan Rusia.

"Dengan Anda memilih Marc Kasowitz untuk mewakili Anda dalam berbagai penyelidikan yang sudah dimulai, saya yakin akan lebih baik menghindari timbulnya konflik kepentingan," tulis Lieberman dalam surat kepada Trump tertanggal Rabu waktu AS.

Salinan surat yang dipublikasikan Wall Street Journal itu juga didapatkan Reuters, Kamis waktu AS. Gedung Putih enggan menanggapi pengunduran diri Lieberman ini.

Sepekan lalu Trump berkata kepada wartawan bahwa dia sudah hampir pasti memilih calon pengganti James Comey sebagai direktur FBI.

Comey dipecat Trump 9 Mei lalu yang kemudian memicu gonjang politik di Gedung Putih karena saat Comey dipecat FBI tengah menyelidiki dugaan kolusi Trump dengan Rusia.

Departemen Kehakiman telah menunjuk mantan direktur FBI Robert Mueller untuk mengetuai penyelidikan dugaan kolusi itu.

"Mengingat peran Kasowitz, Lieberman tak ingin berpartisipasi dalam penyelidikan Rusia untuk periode waktu dua tahun tanpa surat pelepasan tuntutan dari Departemen Kehakiman," kata Kathleen Clark, profesor etika hukum pada Sekolah Hukum, Universitas Washington, kepada Reuters.

Hukum AS melarang pengacara yang baru disewa pemerintah menyelidiki kliennya selama masa satu tahun. Namun periode ini sudah diperpanjang Trump menjadi dua tahun lewat Keppres yang ditandatangani Januari silam.

Baca juga artikel terkait PEMERINTAHAN DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Politik
Reporter: Maya Saputri
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri