Aksi #GejayanMemanggil tak ada sangkut pautnya dengan khilafah, apalagi PKS. Ini, berdasarkan analisis media sosial, resmi gerakan independen dan organik.
Divisi Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri akan mengecek kebenaran tiga anggota polisi di video polisi yang diduga mengajak masyarakat meneriakkan “Jokowi yes, yes, yes!”.
Pihak kepolisian mengaku telah mengantongi identitas pemilik akun Twitter @Opposite6890 yang menuding institusi Bhayangkara menjadi buzzer capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf di media sosial.
Mabes Polri membantah jadi buzzer Jokowi. Sebagai institusi publik, bisa saja ada orang mengakses internet dari kantor Mabes Polri, sehingga muncup IP addres seperti dituduhkan.
Menurut peneliti CIPG, buzzer di wilayah DKI Jakarta dapat menerima upah hingga Rp3,9 juta per bulan dengan jam kerja delapan hingga sepuluh jam sehari.
Bawaslu mengingatkan bahwa kampanye di masa tenang akan dihukum, tetapi tidak demikian dengan para penggaung di media sosial yang tetap asik berkicau mempromosikan calon gubenur Jakarta idola mereka.
Pendukung Agus menyerang Ahok. Pendukung Ahok menyerang Agus. Pendukung Anies menyerang Ahok, Itulah pantauan apa yang terjadi di sosial media twitter dalam 12 jam terakhir.