tirto.id - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan memulai konstruksi proyek air minum Jatiluhur dan Karian tahun depan.
Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono menyampaikan, proyek air minum tersebut terdiri dari Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Jatiluhur 1 dan SPAM Waduk Karian yang akan menyuplai kebutuhan air bersih bagi warga Jakarta.
Salah satu tujuannya, kata dia, meningkatkan pasokan air bersih dan mengurangi pemakaian air tanah yang menyebabkan laju penurunan permukaan tanah (land subsidence) setiap tahunnya di Jakarta.
“Jika SPAM Jatiluhur tahap I dan SPAM Karian dapat kita selesaikan, maka ini akan menjadi capaian bagi Pemerintah Pusat dan Pemprov DKI Jakarta dalam melayani masyarakat. Direncanakan dua proyek SPAM ini akan menggunakan skema KPBU. Pemerintah Pusat siap memberikan dukungan Viability Gap Fund (VGF) dan dukungan APBN jika dibutuhkan,” ujar Menteri Basuki melalui keterangan resmi yang diterima Tirto, Rabu (15/3/2018).
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian PUPR Sri Hartoyo mengungkapkan rencana pembangunan tersebut juga telah dibahas bersama wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno, beserta jajarannya pada Senin (12/3/2018) lalu.
Dalam pertemuan tersebut, dibicarakan pula kesiapan jaringan distribusi pada kedua SPAM tersebut, yang akan berpengaruh pada penetapan tarif. SPAM Jatiluhur tahap I dengan akan memiliki kapasitas 4.000 liter per detik yang airnya berasal dari Bendungan Jatiluhur. Sementara SPAM Waduk Karian sebesar 3.200 liter per detik yang sumber air bakunya berasal dari waduk Karian.
Investasi pembangunan SPAM Jatiluhur I diperkirakan sebesar Rp4 triliun dan SPAM dari Waduk Karian sekitar Rp6 triliun.
“Kementerian PUPR bisa membantu sebagian atau seluruhnya untuk pembangunan jaringan distribusi utama. Nanti jaringan distribusi tersier dan sambungan rumah bisa dilaksanakan oleh Pemda DKI dan PDAM. Dengan demikian besaran tarif bisa terjangkau,” ujar Sri menambahkan.
Di samping itu, Kementerian PUPR juga akan membangun Jakarta Sewerage System atau instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) untuk meningkatkan kualitas sanitasi di Ibukota. Prioritas pembangunannya berada pada zona 1 dan zona 6 dari rencana 15 Zona (Zona 0-14). Proyek ini diharapkan dimulai pada tahun 2018 dan selesai pada 2022.
Pada zona 1 di daerah Pluit, Jakarta Utara, IPAL yang dibangun akan memiliki kapasitas 198 ribu meter kubik per hari dengan cakupan layanan 4.901 hektar. Sementara Zona 6 yang berlokasi di Duri Kosambi dengan kapasitas 282 ribu meter kubik per hari dengan total cakupan layanan 5.875 hektar.
“Untuk pengolahan limbah, kita akan melakukan percepatan di zona 6, yaitu pembangunan -pumping station- yang akan selesai pada Agustus 2018. Konstruksi semuanya ditargetkan bisa dimulai pada November akhir 2019,” imbuhnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Maya Saputri