tirto.id - Pemerintah Amerika Serikat melalui lembaga International Development Finance Corporation (DFC) akan berinvestasi di Indonesia pada sektor infrastruktur, kesehatan, dan energi. Lembaga itu menyiapkan dana hingga 60 miliar dollar AS setara Rp840 triliun (kurs Rp14.000 per dollar AS) yang akan dikucurkan ke berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia.
“Saya hadir di sini sebagai komitmen AS. Tadi saya bahas dengan Menko Kemaritiman dan Invesati Luhut Binsar Pandjaitan soal infrastruktur, kesehatan dan energi,” ucap CEO U.S. DFC Adam Boehler kepada wartawan di Kemenko Maritim dan Investasi, Jumat (10/1/2020).
Adam menjelaskan DFC merupakan institusi yang baru didirikan 2 pekan sampai hari ini oleh pemerintaah AS. DFC merupakan perubahan dari Overseas Private Investment Corporation (OPIC) yang sudah lebih dulu dibuat AS. Saat ini lembaga itu sudah mengantongi sekitar 60 miliar dollar AS dana dari pemerintah AS untuk diinvestasikan.
Namun, ia bilang jumlahnya masih bisa bertambah 4-5 kali lipat. Ia pun memperkirakan jumlah dana yang dipegang DFC bisa mencapai 200 miliar dollar AS atau setara Rp2.800 triliun (kurs Rp14.000 per dollar AS).
Ketika ditanya berapa porsi yang bisa didapatkan Indonesia dari dana sebesar itu, Adam belum dapat mengungkapkannya. Pasalnya mereka masih melakukan penjajakan terkait proyek mana saja yang bisa diguyur dengan dana ini.
“Pasti semua tertarik angkanya berapa. Saya tekankan ini multi billion dollar AS. Nanti beberapa bulan ke depan saya akan balik lagi menegaskan berapa tepatnya investasi kami. Tapi ini ada multi billion yang mengarah ke puluhan miliar dollar AS,” ucap Adam.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa ada beberapa proyek potensial yang mungkin didanai DFC. Ia mengatakan selain proyek bisa juga masuk pendanaan lain dari Jepang dan Australia yang ditampung melalui mekanisme Sovereign Wealth Fund (SWF).
“Mereka mau masuk ke beberapa proyek. Tim kita masih kerja, Mereka mau masuk ke toll road di Jawa atau Sumatra lalu di turisme,” ucap Luhut.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan