Menuju konten utama

Jokowi Minta Dubes RI Fokus Kejar Investasi & Jaga Pasar Ekspor

Presiden Jokowi meminta para duta besar fokus menggunakan pendekatan ekonomi: mengundang investasi dan menjaga pasar ekspor Indonesia di luar negeri. 

Jokowi Minta Dubes RI Fokus Kejar Investasi & Jaga Pasar Ekspor
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau pembangunan Pasar dan Terminal Pharaa, Sentani, Jayapura, Papua, Sabtu (9/5/2015). (ANTARA/Hafidz Mubarak A.)

tirto.id - Presiden Joko Widodo meminta para duta besar Indonesia mengedepankan pendekatan ekonomi agar dapat mendatangkan investasi.

"Saya ingin 70-80% apa yang kita miliki itu fokusnya di situ, diplomasi ekonomi. Karena itu lah yang sekarang sedang diperlukan oleh negara kita. Oleh sebab itu penting sekali para duta besar ini sebagai Duta investasi," kata Jokowi saat rapat di Istana Negara, Jakarta, Kamis.

Meski demikian, Jokowi tak ingin para duta besar menjadi duta investasi sembarangan, melainkan membawa investasi yang diprioritaskan yang dapat menjadi substitusi impor.

Ia mencontohkan, para duta besar bisa membawa barang impor pengganti petrokimia seperti metanol atau mencari investor untuk pengolahan batu bara menjadi LPG.

Contoh lain adalah presiden ingin dubes bisa membawa investor di bidang perminyakan. Ia beralasan, Indonesia sudah sering mengimpor minyak.

Lantaran itu pula, presiden meminta agar Indonesia tak lagi mengeskpor barang mentah. Dengan demikian, prdouk-produk yang dijual ke luar negeri dapat memberikan nilai tambah yang lebih besar.

"Kita ingin ekspor kita dalam bentuk barang minimal setengah jadi atau kalau bisa barang jadi. Sehingga Bapak ibu sekalian jadi Duta investasi itu yang diincar mana yang ditembak mana mengerti," kata Jokowi.

Ia mencontohkan, dengan memprioritaskan barang-barang setengah jadi dan barang jadi, Indonesia dapat upaya pemblokiran minyak sawit Eropa. Sebab, bahan baku sawit dapat digunakan untuk diproduksi di dalam negeri.

Investasi yang diproritaskan untuk mensubtitusi barang-barang impor juga diperlukan untuk mengubah defisit neraca transaksi berjalan menjadi positif.

Selain itu, Jokowi ingin agar menjadi duta besar bisa menjalankan fungsi market intelligence dan bisa mengelola pasar baru seperti negara-negara di Benua Afrika yang punya pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen.

"Jangan sampai kita tidak tahu gol tujuan dari negara ini ke mana. Sehingga tadi saya sampaikan Diplomasi ekonomi kita menempati 78 persen sehingga apa yang harus kita pikirkan dan kita curahkan. Sisanya silahkan isi dengan kegiatan lain, berkaitan pariwisata, diplomasi perdamaian, kedaulatan," kata Jokowi.

Baca juga artikel terkait INVESTASI atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Hendra Friana