tirto.id - PSSI melalui Ketua Umum Moch. Iriawan menyerukan insan sepak bola Indonesia agar menerapkan physical distancing atau jaga jarak fisik terkait pandemi corona (COVID-19). Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu juga mengingatkan semua pihak dapat menahan diri untuk tidak berkumpul dengan alasan apa pun.
“Mari kita bersatu dan dukung pemerintah. Menjaga jarak adalah hal yang sangat prinsipal dalam melakukan ‘physical distancing’. Tak hanya di ruang publik, tetapi juga di seluruh rumah, di setiap warga. Mari kita lindungi diri dan keluarga dari COVID-19,” katanya seperti dikutip laman resmi PSSI.
“Jangan lagi kita bercanda tentang COVID-19, dan semua di rumah demi Indonesia,” imbuhnya.
Organisasi tertinggi sepak bola Indonesia tersebut telah memutuskan untuk menghentikan sementara kompetisi sepak bola nasional. Melalui surat keputusan bernomor SKEP/48/III/2020, PSSI mengumumkan, sebagaimana anjuran pemerintah bahwa situasi saat ini dalam keadaan force majeure.
Liga 1 dan Liga 2 musim ini diberhentikan hingga 29 Mei 2020. Jika kondisi pandemi membaik, maka Liga akan dihelat kembali mulai 1 Juli. Sebaliknya, apabila keadaan kahar ini diperpanjang, maka kompetisi musim ini akan dihentikan.
Seluruh elemen PSSI juga telah melaksanakan instruksi pemerintah terkait bekerja dari rumah atau work from home. Sementara itu, sejumlah klub peserta Liga 1 dan Liga 2 telah meliburkan aktivitasnya dari latihan dan mengimbau para pemain untuk berlatih secara mandiri di rumah masing-masing.
“Kebijakan bekerja dari rumah atau work from home sudah kami jalankan sejak 16 Maret 2020. Operasional dan administrasi tetap berjalan namun tidak di kantor PSSI. Kami mengajak semua insan sepak bola untuk melindungi diri dan keluarga dari wabah corona,” ucap M. Iriawan.
Terbaru, PSSI serta beberapa pemain sepak bola Indonesia memberikan motivasi serta dukungan kepada dokter dan tim medis dalam menangani COVID-19. Dalam video berdurasi 6 menit 30 detik, mereka mengucapkan rasa terima kasih.
Ucapan tersebut di antaranya datang dari pelatih Shin Tae-yong, Nova Arianto, hingga penggawa seperti Irfan Bachdim, Nadeo Argawinata, dan legenda Ricky Yakobi.
Penulis: Hendi Abdurahman
Editor: Fitra Firdaus