Menuju konten utama

Psikolog Beberkan Cara Cegah Remaja Ikut Geng Motor

Jane menjelaskan para orang tua juga perlu mengarahkan anaknya yang mengikuti kegiatan positif, seperti kegiatan olahraga, seni atau musik.

Psikolog Beberkan Cara Cegah Remaja Ikut Geng Motor
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Hero Bachtiar (kedua kiri) didamping jajarannya menunjukan sejumlah tersangka anggota geng motor saat menggelar rilis kasus kejahatan, di Mapolres Metro Bekasi Kota, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (26/5). ANTARA FOTO/Risky Andrianto

tirto.id - Psikolog, Jane Cindy MPsi Psi menanggapi masalah remaja, terutama maraknya remaja yang ikut bergabung dalam geng motor. Jane mengatakan untuk mencegah remaja agar tidak bergabung ke dalam geng motor adalah orang tua harus bisa menjadi panutan atau "role model" yang baik bagi anak-anaknya.

"Orang tua perlu menerapkan pola komunikasi yang baik dan kualitas hubungan yang positif dengan anak," kata Psikolog dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro itu kepada Antara, Rabu (31/5/2017).

Lebih lanjut Jane menjelaskan para orang tua juga perlu mengarahkan anaknya yang mengikuti kegiatan positif, seperti kegiatan olahraga, seni atau musik.

Jane juga menyarankan, apabila remaja sudah terlanjur menjadi anggota geng motor, maka orang tua harus membawa anaknya berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti psikolog untuk mengetahui kondisi anaknya secara lebih mendalam.

"Penerimaan dari kedua orang tua terhadap kondisi yang dialami anak serta langkah selanjutnya adalah dengan memperbaiki pola komunikasi dan kualitas hubungan antara orang tua dengan anak," tuturnya.

Seorang remaja, kata Jane, tidak akan terpengaruh untuk ikut-ikutan menjadi anggota geng motor apabila memiliki konsep diri yang berkembang baik dan perkembangan identitas diri yang positif.

"Remaja yang memiliki kualitas hubungan dan komunikasi yang baik dengan orang tua serta lingkungan teman sebaya yang positif juga relatif tidak akan ikut-ikutan bergabung dengan geng motor," tuturnya.

Polisi Tak Bisa Bubarkan Geng Motor

Geng motor kembali meresahkan ibukota. Beberapa waktu lalu, video pembacokan terhadap pengendara sepeda motor di Jakarta Selatan menjadi viral di media sosial.

Mengenai kenakalan remaja ini, Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Iwan Kurniawan mengatakan ada setidaknya 3 geng motor di Jakarta Selatan. Akan tetapi, Iwan memastikan polisi tidak bisa membubarkan geng motor karena mereka bukan organisasi formal.

"Dia kan geng itu cuman kumpulan tanpa ada (legalitas). Kan cuman kumpul aja, gak ada perizinan. Dia hanya perkumpulan saja, yang mengklaim namanya ini," kata Iwan kepada awak media di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (24/5/2017).

"Kalau dia tak melakukan pelanggaran hukum ngga apa-apa mungkin. Geng motor yang kegiatannya positif juga ada. seperti itu. Bukan geng ya, namanya klub motor atau apa. Bakti sosial atau itu," tambah Iwan.

Kendati demikian, Polisi Jakarta Selatan berhasil menangkap pelaku pembegalan di Jakarta Selatan, Selasa (23/5/2017). Setelah penangkapan tersebut, Polres Jakarta Selatan tengah menurunkan satuan untuk mengamankan warga dari geng motor.

"Saya sudah menerjunkan anggota bahkan saya melaksanakan patroli skala besar dengan teman teman TNI, baik TNI AD, AL semua dan juga dari polisi militernya kami laksanakan. Jadi isu isu terkait yang ada di situ kami sudah antisipasi lah," ujar Iwan.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono membenarkan adanya penyerangan dari geng motor lain di Jakarta Timur. Dalam penyerangan tersebut, polisi mengamankan sekitar 7 orang pelaku penyerangan aksi. Mereka menyerang warga yang berada di kerumunan.

"Intinya dari geng ini kemudian dia jalan bersama-sama menggunakan sepeda motor sambil bawa sajam [senjata tajam] kemudian ada beberapa kerumunan anak sedang ngopi atau sedang apa didatengin lalu digebukin," kata Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (24/5).

Ketujuh tersangka dikenakan pasal pembunuhan karena berusaha membubarkan dengan mengancam nyawa orang lain. Sementara itu, untuk kasus Jakarta Selatan, polisi terus melakukan penyelidikan untuk mendalami masalah penangkapan. Sampai saat ini, motif penyerangan pun lebih kepada aktualisasi diri.

Baca juga artikel terkait KENAKALAN REMAJA atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto