tirto.id - Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Adita Irawati, menuturkan pihaknya belum menentukan siapa yang bakal menggarap proyek light rail transit (LRT) Bali. Dia menuturkan proses tender nantinya bakal sesuai aturan pemerintah.
"Proses tendernya sesuai governance yang ada, jadi bukan berarti kemudian akan dioperasikan atau dibangun oleh Korea, ini masih akan ada proses tender," kata Adita saat ditemui awak media di Kemenhub, Jakarta, Selasa (19/12/2023).
Sementara itu, dia juga belum memastikan pihak Korea Selatan yang akan membangun proyek LRT Bali. Walaupun dia mengakui proyek studi kelayakan (feasibility study) sedang dilakukan oleh konsorsium asal Korea Selatan yaitu terdiri dari Korea National Railways (KNR), Korea Railroad Corporation atau Korail, KRC Co. Ltd., Saman Co. Ltd. dan Dongmyeong Co. Ltd.
"LRT Bali memang sedang kita siapkan, tapi memang studinya sudah dilakukan oleh pihak Korea Selatan," ungkapnya.
Untuk diketahui sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan menargetkan proyek kereta ringan atau LRT di Pulau Bali, yang melintasi Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat dilakukan peletakan batu pertama pembangunan pada awal 2024.
Luhut mengatakan, apabila LRT di Bandara Ngurah Rai Bali tidak dibangun, maka diproyeksikan akan terjadi penumpukan penumpang, mengingat pada 2026, bandara tersebut akan melayani sekitar 24 juta penumpang per tahun.
"Dari lapangan terbang sampai ke Seminyak dan kalau perlu nanti terus sampai ke Canggu itu 20 kilometer, dan nanti kita sedang pertimbangkan memasukkan harga tiket 1 dolar AS, 2 dolar AS, setiap penumpang pakai tidak pakai, sehingga dengan pembiayaan publik juga akan bisa jalan," ucap dia.
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin