Menuju konten utama

Propam Polda Selidiki Konflik Kapolres-Kasat Sabhara Polres Blitar

Divisi Propam Polda Jatim sedang menyelidiki perselisihan antara Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani dengan anak buahnya, yakni Kasat Sabhara AKP Agus Hendro.

Propam Polda Selidiki Konflik Kapolres-Kasat Sabhara Polres Blitar
Kadiv humas polri Raden Prabowo Argo Yuwono. instagram/Divisi Humas polri

tirto.id - Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya terlibat perselisihan anak buahnya, yakni Kasat Sabhara AKP Agus Hendro Tri Susetyo. Akibatnya, Agus mengundurkan diri dari keanggotaan Polri dan melaporkan atasannya ke Polda Jawa Timur.

"Polda Jawa Timur turunkan Divisi Propam untuk menyelidiki," ujar Argo dalam keterangan tertulis, Kamis (1/10/2020).

Kedua belah pihak akan dievaluasi oleh tim. AKP Agus mengundurkan diri lantaran diduga tak kuat sering dimaki-maki Fanani dengan kata-kata kasar. Ia mengaku tertekan secara psikis.

Argo menyatakan, Fanani menegur Agus karena anggotanya itu berambut panjang. Sementara itu, Agus mengaku Kapolres arogan terhadap anak buah. "Namanya manusia tentu ada kelebihan dan kekurangan. Setiap beliau marah, ada yang tidak cocok lalu maki-makian kasar yang diucapkan,” ucap dia.

Agus berpendapat sikap Fanani tak mencerminkan perilaku polisi sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Selain itu, laporan yang dibuatnya ke Polda Jawa Timur berupa pembiaran proyek dan kegiatan yang sifatnya mengumpulkan massa, justru sedang konsentrasi memutus penularan COVID-19.

Fanani pun membantah tudingan pelapor.

"Saya tegur karena anggota itu rambutnya panjang. Dia tidak terima dan menganggap saya arogan. Dia tidak kerja atau dinas setelah saya tegur mulai 21 September sampai hari ini. Sebagai pimpinan kalau tegur anggota bagaimana?" tutur dia, kemarin.

Teguran yang dia lakukan masih dalam batas kewajaran dan menilai Agus tidak tahu tugas pokoknya. Perihal laporan pembiaran tambang pasir, Fanani menjelaskan kalau pihaknya bukan tutup mata. Tambang yang dimaksud adalah milik warga setempat sehingga ia tidak mau menindaknya dan bertentangan dengan kemauan Agus.

"Pak Kasat Sabhara mau menambang, tapi tidak direstui warga, makanya dia seperti itu [minta ditindak]. Masyarakat membuat kegiatan itu untuk pangannya dia, bukan untuk bisnis. Anaknya [Kasat Sabhara] mau menambang juga tidak diterima,” jelas Fanani.

Baca juga artikel terkait DISIPLIN ETIK ANGGOTA POLRI atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Adi Briantika
Editor: Maya Saputri