Menuju konten utama

Prokes Bobol di Tanah Abang & Berbagai Mitigasi Dadakan ala Anies

Tak ada protokol kesehatan di Tanah Abang akhir pekan lalu. Pemprov DKI kebobolan, padahal semestinya bisa diprediksi.

Prokes Bobol di Tanah Abang & Berbagai Mitigasi Dadakan ala Anies
Warga memadati kawasan Jembatan Penyeberangan Multiguna atau Skybridge Tanah Abang di Jakarta, Kamis (29/4/2021). H-13 menjelang Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah kawasan tersebut mulai dipadati warga untuk berbelanja berbagai kebutuhan. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.

tirto.id - Pengunjung Pasar Tanah Abang Jakarta membeludak akhir pekan lalu. Sebanyak 87 ribu orang datang pada Sabtu 1 Mei, lalu sehari kemudian menjadi 100 ribu. Jumlahnya tersebut lebih banyak dari kapasitas penuh stadion terbesar di Indonesia, Gelora Bung Karno (GBK), yang dapat menampung 77 ribu penonton.

"Hari Sabtu kemarin terjadi lonjakan jumlah pengunjung. Pada hari-hari sebelumnya sekitar 35 ribu, kemarin melonjak menjadi 87 ribu. Dan hari ini data sementara diperkirakan 100 ribu," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai berkunjung di Pasar Tanah Abang, Minggu (2/4/2021).

Kerumunan di tempat ini sebenarnya sudah terlihat sejak Kamis 29 April. Pada 13 hari menjelang Lebaran tersebut kawasan Skybridge Tanah Abang mulai dipadati warga untuk berbelanja berbagai kebutuhan. Bahkan Polsek Tanah Abang mengaku kewalahan mengatur pengunjung yang berbelanja.

Epidemiolog sekaligus peneliti dari Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Mouhamad Bigwanto mengatakan kerumunan-kerumunan seperti ini telah "terjadinya sudah lama". "Tanah Abang mungkin ketahuannya karena viral," kata Bigwanto kepada reporter Tirto, Senin (3/5/2021).

Menurutnya, Pemerintah Provinsi DKI gagal dalam mengantisipasi kerumunan, yang semestinya dihindari untuk melawan pandemi COVID-19. Pemprov DKI sebenarnya memberlakukan protokol kesehatan dengan membatasi kapasitas pengunjung sebesar 50 persen dan 3M: menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. Namun tampaknya hal itu diabaikan.

Seharusnya, kata Bigwanto, mulai dari pengurus wilayah seperti camat dan pengelola pasar melapor ke Pemprov DKI perihal kerumunan yang terjadi agar dapat dicegah dan tidak malah semakin banyak setiap hari. Masyarakat juga dapat melaporkan melalui aplikasi Jakarta Terkini (JAKI).

Patuh terhadap protokol kesehatan, apalagi di Jakarta, penting karena pandemi belumlah reda. Jakarta juga masih menjadi episentrum pandemi. Per Senin kemarin kasus positif COVID-19 di DKI bertambah 801, sehingga total kasus sebanyak 411.157. Sebanyak 6.788 orang meninggal.

Mitigas Dadakan

Anggota Komisi A DPRD DKI dari Fraksi PSI Wiliam Aditya Sarana menyesali respons yang terlambat dari pemprov. "Kerumunan Tanah Abang itu tidak tiba-tiba terjadi dalam satu hari," kata Wiliam melalui keterangan tertulis, Senin. "Hanya saja Gubernur Anies baru bertindak saat sudah viral di media. Kalau tidak viral, saya kira tidak akan ada tindakan apa-apa."

Seharusnya Satpol PP telah dikerahkan jauh-jauh hari untuk menjaga pasar. Pengecekan suhu dan penggunaan masker juga harus dilakukan disertai penindakan apabila ada yang melanggar.

Pemprov DKI, kata dia, bahkan tampak tak peduli dengan aturan yang dibuatnya sendiri, yakni PPKM Mikro yang membatasi jumlah pengunjung hingga 50 persen dari kapasitas normal. "Hampir tidak ada pembatasan, apalagi penegakan aturan. Jatuhnya hanya sekadar aturan tertulis saja," ucapnya.

Gubernur Anies memang baru memberikan perhatian lebih kepada kerumunan Tanah Abang satu hari setelah video viral. Minggu lalu dia datang ke lokasi bersama 2.500 personel gabungan, terdiri dari TNI, Polri, dan Satpol PP. Para petugas diminta untuk "menjaga ketertiban mengikuti protokol kesehatan".

Pada saat itu juga dia mengatakan "mulai sore ini pasar akan ditutup, dibagi, ada yang tutup jam 4 ada yang tutup jam 5."

"Semua kegiatan transaksi jual beli dilakukan di dalam pasar. Karena kenyataannya menitipkan barang dagangan, dijual di luar, yang akhirnya menimbulkan kerumunan dan itu berisiko," tambahnya.

Selain itu dia juga mengupayakan hal lain. Demi menghindari pengunjung menumpuk di stasiun, maka jadwal KRL juga akan disesuaikan. "Marinir dan Paskhas [akan bertugas] untuk mengendalikan agar antrean masuk ke dalam stasiun dapat mengikuti protokol kesehatan," tuturnya.

Terkait ini, Kepala Dina Perhubungan DKI Syafrin Liputo mengatakan Stasiun Tanah Abang tidak akan lagi melayani pengguna keluar maupun masuk stasiun sejak kemarin mulai pukul 15.00-19.00. Namun Dishub DKI menyediakan layanan Transjakarta gratis dari Stasiun Tanah Abang ke Stasiun Palmerah, Stasiun Karet, Stasiun Duri, dan Stasiun Angke.

Anies juga telah berkoordinasi dengan kepolisian. Pemberlakuan buka tutup lalu lintas menuju Pasar Tanah Abang telah dilakukan. Ketika pengunjung pasar penuh, maka jalan ditutup termasuk pintu masuk ke pasar.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan akan mendirikan pos pengamanan yang akan diisi oleh personel TNI dan Pemrpov DKI.

Polisi juga akan mengurai massa di pasar tersebut dengan dua cara. "Kami akan mengatur skala prioritas belanja, bagi pengunjung yang beli grosiran, biasanya pembelanja antarkota. Lalu pembelanja untuk pribadi, kami urai di pasar khusus yang bukan jual grosiran," kata Yusri, Senin.

Baca juga artikel terkait PASAR TANAH ABANG atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Rio Apinino