tirto.id - Progres pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, sudah mencapai 93 persen.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso mengatakan, landasan pacu sepanjang 2.500 meter x 60 meter sudah selesai dibangun.
"Sisi udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub yang bangun, sudah semua dengan taxi way dan bisa dimaksimalkan hingga 3.200 meter panjangnya," kata Agus saat meninjau Terminal Bandara Kertajati, Majalengka, Rabu (4/4/2018).
Progres untuk sisi udara sudah mencapai 100 persen di antaranya landasan pacu 2.500 meter x 60 meter, apron 576 x 151 meter persegi dengan kapasitas 10 slot parkir pesawat, dan bangunan navigasi penerbangan berupa AIRAC AIP yang akan berlaku efektif pada 2018.
Sementara itu, di sisi darat masih dilakukan pembangunan untuk terminal, seperti gerai lapor diri (check in counter), ruang tunggu (boarding lounge), garbarata, dan sinar X. "Akhir Mei ini selesai semua," katanya.
Bandara ini juga dipersiapkan untuk penerbangan haji yang ditargetkan pada Juli 2018.
Menurut dia, dengan kondisi landasan pacu 2.500 meter x 60 meter sudah bisa dilakukan untuk pesawat berbadan besar tipe Airbus A330, sementara untuk Boeing 777 belum bisa didarati.
"Hingga akhir tahun ini memang ada target perpanjangan landasan pacu sampai 3.200 meter, jadi bisa dipakai untuk pesawat Boeing yang lebih besar lagi," katanya.
Sementara itu, untuk sisi darat terminal dibangun oleh Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB).
"BIJB sebagai perusahaan daerah mendapat mandat dari Pemda untuk membangun terminal ini, nanti pengelolaan pengoperasian akan diserahkan kepada Angkasa Pura II untuk bergabung dalam Badan Usaha Bandar Udara," katanya.
Termasuk, lanjut dia, penambahan perpanjangan landas pacu dari 2.500 meter x 60 meter menjadi 3.000 meter x 60 meter oleh AP II.
Pada 22 Januari 2018, telah ditandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) Penyelenggaraan Jasa Kebandarudaraan di Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) antara Pemprov Jabar, BIJB, dan AP II.
Berdasarkan Surat PT Angkasa Pura II pada 1 Maret 2018 terkait proposal penawaran harga penyertaan saham oleh AP II sebesar Rp625 miliar atau 20 persen dari modal dasar BIJB.
AP II akan mengoperasikan seluruh aset darat dari BIJB termasuk terkait dengan pelayanan jasa kebandarudaraan dan pelayanan jasa terkait bandara.
Jangka waktu kerja sama tersebut, yaitu berlaku selama 17 tahun di mana AP II akan mengelola BIJB sampai 2035 dengan kepemilikan saham korporasi sampai 49 persen.
Kemudian, AP II akan membentuk tim kesiapan operasi dan transfer bandara (Orat) dengan bersama BIJB dan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub.
Bandara Kertajati nantinya akan mendongkrak industri di Jawa Barat dengan dimulainya aktivitas penerbangan serta membuka sejumlah lapangan pekerjaan.
Bandara ini akan terhubung dengan akses Tol Cisumdawu (Cileunyi, Sumedan,g dan Dawuan) untuk menghubungkan pusat kota Bandung yang awalnya di Bandara Husein Sastranegara.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH