tirto.id - Nama Yustinus Prastowo menjadi sorotan publik. Hal ini tidak terlepas setelah terjadi sejumlah kasus Bea Cukai. Lantas, seperti apa kronologi yang melibatkan Yustinus Prastowo dan bagaimana profilnya?
Yustinus Prastowo awalnya mengunggah sebuah postingan lewat akun X atau Twitter pada hari Minggu, 28 April 2024. Ia melaporkan sedang mendampingi Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani di Kantor Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
Yustinus menyebutkan pihaknya bersama Menkeu menggelar rapat koordinasi dengan pimpinan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) terkait sejumlah isu yang viral di media sosial. Kemudian meminta masukan dan saran kepada warganet.
"Terima kasih untuk semua masukan, saran, komplain, dan banyak hal yang disampaikan. Semua itu menjadi masukan berharga dan bahan baku perbaikan menyeluruh," tulis Yustinus.
Postingan ini lantas dibalas seorang pengguna X dengan nama @meleysclaw. Menurutnya, kerangka hukum harus diubah. Ia turut menyarankan agar tidak selalu reaktif ketika terjadi peristiwa yang viral.
"Ubah kerangka hukumnya Pak, biar ga selalu reaktif/pemadam kebakaran tiap ada sesuatu yang viral. Kasian juga orang cari nafkah di situ disumpahin & dihujat senegara, malah jadi ga berkah. Benchmark ke negara2 tetangga, banyak yang bisa diperbaiki," tulis @meleysclaw via kolom komentar.
Tak disangka, Yustinus Prastowo membalas cuitan tersebut dengan kalimat "Ada masukan konkret?". Tanggapan ini lantas menimbulkan kontroversi hingga dilihat lebih dari 8 juta kali.
"Saya minta masukan kalau ada pengalaman lapangan, misal dibandingkan dg bandara di negara lain. Kan bagus bisa saling share," lanjutnya.
Seorang warganet turut menyayangkan sikap tersebut. Pasalnya, sang pejabat justru meminta solusi terhadap rakyat. Katanya, kalau solusi diberikan pun belum tentu dilakukan.
"Biar nggak ada kasus viral lagi, caranya gimana pak? Mosok mau viral Mulu... Trus nanti yg ngecounter akun personal, bukan akun instansi... Memang orang2 @beacukaiRI dan @DitjenPajakRI yg salah atau aturannya yg memang bikin susah?" ucap lainnya.
Tak ingin kalah, akun @BaBaN_Elect juga menuliskan "Pak, saya jadi ingin bertanya hal yang paling mendasar pak, "apa gunanya pajak untuk si pembayar pajak?". Akun @CFCSetiawan turut menyentil dengan menyebutkan "Viral - rapat - viral - rapat, gitu terus sampai kiamat. ☺️☺️,".
Staf Khusus Menkeu & Komisaris Semen Indonesia
Yustinus Prastowo lahir pada 1 Januari 1970. Ia seorang Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA). CITA merupakan lembaga kajian perpajakan independen yang menangani isu-isu terkait kebijakan perpajakan.
Pada 13 April 2020, Yustinus Prastowo menjadi staf khusus Menteri Keuangan Sri Mulyani. Lewat akun Instagram pada Minggu (28/4/2024), ia turut membagikan foto bersama Menkeu saat menggelar rapat di Kantor Bea Cukai Soetta.
"Semalam pukul 21.00 sd pukul 00.10 WIB kami rapat di Kantor Bea Cukai Soetta. Bu Menkeu mengajak jajaran membahas dan merespon beberapa kasus yang viral. Jika ada masukan, kritik, saran, atau pisuhan, dipersilahkan njih 😁🙏," tulisnya.
Selain staf khusus Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo juga diangkat sebagai komisaris PT Semen Indonesia (Persero) TBK sesuai hasil Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023.
Nama lain yang diangkat berdasarkan RUPST 2023 mencakup Saor Siagian (Komisaris Independen), Subhan (Direktur Bisnis dan Pemasaran), dan Reni Wulandari (Direktur Operasi).
Sedangkan daftar lengkap jajaran Dewan Komisaris Semen Indonesia meliputi Komisaris Utama Rudiantara, Komisaris Arief Prasetyo Adi, Komisaris Lydia Silvanna Djaman, dan Komisaris Sony Subrata. Lantas Komisaris Yustinus Prastowo, Komisaris Independen Saor Siagian, dan Komisaris Independen Nasaruddin Umar.
Prastowo mengaku dirinya sebagai anak dusun yang lahir di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Pascasarjana Ilmu Administrasi dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia (UI), dan meraih gelar Magister Ilmu Filsafat STF Driyarkara.
Lewat situs web pribadi, ia turut menjelaskan bahwa dirinya adalah staf khusus Menteri Keuangan Bidang Komunikasi Strategis. Yustinus Prastowo pernah menjadi pegawai negeri sipil (PNS) di Ditjen Pajak Kementerian Keuangan (1997-2010). Lalu bergabung dengan sejumlah kantor konsultan sebelum mendirikan CITA (2014).
Ia disebutkan pernah berkarier sebagai Dosen PKN STAN, Senior Adviser Australia-Indonesia Partnership for Economic Governance (AIPEG) atau sekarang PROSPERA), Senior Adviser Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH, serta konsultan Asian Development Bank.
Belum lagi narasumber tetap bidang fiskal Dewan Ketahanan Nasional, BIN, Komisi XI DPR RI, DPD RI, KEIN, Bappenas, Dewan Pertimbangan Presiden, KPK, serta Bank Indonesia.
Ia juga pernah didapuk sebagai ahli perpajakan di Mahkamah Konstitusi, Mahkamah Agung, dan Ombudsman RI, termasuk penasehat Tim Reformasi Perpajakan Kemenkeu dan anggota Tim Penguatan Reformasi Bea dan Cukai Kemenkeu.