tirto.id - Pelawak Miing Bagito atau Dedi Gumelar yang kini terjun ke dunia politik mengaku diserang buzzer usai mengkritik pemerintah. Kala itu, Miing bilang pemerintah lebih doyan membangun jalan tol daripada pemikiran.
Hal itu Miing katakan ketika dia mendaftarkan Partai Gelora ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada hari Minggu, 7 Agustus 2022. Menurut Miing, selama ini pemeritah hanya sibuk membangun fisik tetapi tidak pernah membangun pemikiran-pemikiran.
Menurut Miing, saat ini membangun jalan pikiran bangsa Indonesia lebih penting, meskipun dia tidak memungkiri kalau membangun jalan tol perlu untuk pertumbuhan ekonomi. Atas kritiknya itu, Miing langsung diserang para buzzer dan sempat menjadi trending topic di Twitter.
Profil Miing dan Rekam Jejaknya di Politik
Dedi Gumelar atau yang akrab disapa Miing Bagito adalah pelawak yang terjun ke dunia politik. Dia adalah anggota grup komedi Bagito yang sering tampil bersama Didin Pinasti dan Unang. Miing juga pernah bergabung dalam tim kreatif Warkop DKI.
Dalam dunia politik, pria kelahiran 9 Juli 1958 ini pernah bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang dipimpin Megawati Soekarnoputri.
Saat bergabung di PDIP, Miing terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) periode 2009-2014. Dia menang dalam pemilu legislatif 2009 dari daerah pemilihan Banten I (Pandeglang dan Lebak).
Namun demikian, Miing tidak maju lagi dalam pemilihan legislatif 2014. Sebab, dia mencalonkan diri sebagai walikota Tangerang, tetapi gagal mendapatkan kursi.
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 2015, Miing kembali maju sebagai calon wakil bupati Karawang untuk mendampingi Akhmad Marjuki. Kala itu, Miing masih bergabung dengan PDIP.
Dalam Pilkada Karawang, seperti dilaporkan Antara News, pasangan Akhmad Marjuki dan Miing akan diusung oleh PDIP, Partai Hanura dan PBB. Namun lagi-lagi Miing gagal menang.
Di tahun 2017, Miing pindah dari PDIP dan bergabung dengan Partai Amanat Nasional (PAN) dan ikut dalam pemilihan legislatif 2019. Dia maju di daerah pemilihan Banten I, namun dia gagal mendapat kursi. Kini, pun meninggalkan PAN dan bergabung dengan Partai Gelora.
Editor: Iswara N Raditya