Menuju konten utama

Profil Lilie Wijayanti Pendaki yang Meninggal di Cartenz

Lilie Wijayanti pendaki gunung yang meninggal di Cartenz karena hipotermia pada Sabtu (1/3), selain mendaki, ia juga desainer. Ini profilnya.

Profil Lilie Wijayanti Pendaki yang Meninggal di Cartenz
Lilie Wijayati. instagram/mamakpendaki

tirto.id - Profil Lilie Wijayanti, seorang pendaki tanah air yang meninggal dunia di Piramida Carstensz karena hipotermia menjadi salah satu kata kunci pencarian di internet hari ini. Siapa Lilie Wijayanti sebenarnya?

Berita duka menyelimuti Indonesia saat ini. Dua pendaki kebanggaan tanah air, Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono harus kehilangan nyawa dalam perjalanan menuruni carstensz pyramid atau Puncak Jaya, pada Sabtu, 1 Maret 2025 sekitar pukul 02.07 WIT. Penyebab meninggal diduga karena acute mountain sickness atau hipotermia.

Yang membuat publik semakin menangis adalah Lilie dan Elsa adalah dua sahabat yang sempat hilang kontak, sampai kemudian bertemu kembali dan mendaki bersama.

Profil Lilie Wijayanti Pendaki yang Meninggal di Cartenz karena Hipotermia

Lilie Wijayanti Poegiono adalah wanita kelahiran Malang, 2 Oktober 1965. Lilie menempuh pendidikan di bangku kuliah di sebuah universitas di Bandung.

Ia kemudian diterima kerja di PT. Telkom yang juga berpusat di Bandung, Jawa Barat. Keputusannya untuk menetap di Bandung diambil ketika ia mulai membangun rumah tangga dengan lelaki yang dicintainya.

Saat masih aktif menjadi karyawan PT. Telkom, Lilie Wijayanti kerap membawa baju-baju yang ia desain dan jahit sendiri ke kantor. Tak disangka nya, rekan kerjanya menyukai karya Lilie. Dari situ, Lilie mulai menerima pesanan untuk membuat dress.

Kesibukannya menjadi desainer baju itu membuat Lilie mantap memutuskan untuk pensiun dini dari PT. Telkom di tahun 2007 lalu. Lilie lalu membuat brand untuk gaun yang karyanya bernama La Belle Femme (LBF) by Lilie Wijayanti dengan butik di Kec. Regol, Kota Bandung.

Sukses menjadi istri, ibu dari dua anak, dan desainer ternama, tak lantas membuat Lilie merasa puas. Kerinduannya untuk mendaki masih tersimpan di hati sampai Lilie dipertemukan kembali dengan Elsa Laksono.

Elsa adalah sahabat Lilie mulai dari SMP hingga SMA. Mereka sempat hilang kontak setelah Lilie kuliah di Bandung dan Elsa kuliah kedokteran gigi di Jakarta. Berkat maraknya media sosial, keduanya kembali berhubungan.

Elsa Laksono lantas meminta Lilie dan teman-temanya yang lain untuk mulai mendaki lagi sebagai hadiah ulang tahun Elsa ke 50. Mendengar permintaan Elsa, sejenak Lilie dan teman-temannya ragu, namun mereka menyanggupi.

“Percaya atau tidak, Mak Gigi inilah biang kerok kami mendaki lagi. Saat itu dia berulang tahun ke 50, dan ketika ditanya mau hadiah apa? Jawabannya adalah hiking ke Gunung Semeru. Jadilah kami bersusah payah penuh drama mendaki gunung Semeru dan gagal.” tulis Lilie di akun Instagramnya @mamakpendaki pada 8 November 2024.

Dari sebuah “hadiah ulang tahun” itu menjadi hobi yang membuat mereka ketagihan. Beberapa gunung di dalam dan luar negeri berhasil mereka taklukkan. Sebut saja Gunung Kerinci, Gunung Binaiya, Gunung Slamet, Gunung Bromo, Gunung Rinjani, Gunung Sindoro, Gunung Marijang, dan masih banyak lagi.

Mendaki Carstensz Pyramid adalah cita-cita Lilie tahun ini. Ia tahu jika hal itu tidaklah mudah. Karenanya, Lilie benar-benar mempersiapkan fisiknya termasuk dengan rajin pergi ke pusat kebugaran dan mengikuti pelatihan panjat tebing di Citatah sejak 2024 lalu.

Jenazah Lilie Wijayanti saat ini disemayamkan di rumah duka YDSP Nana Rohana Ruangan H. Rencananya Lilie Wijayanti akan dikebumikan di San Diego Hills Memorial Park pada Rabu, 5 Maret 2025.

Selamat jalan, the hiking queen..

Baca juga artikel terkait PROFIL atau tulisan lainnya dari Prihatini Wahyuningtyas

tirto.id - Aktual dan Tren
Penulis: Prihatini Wahyuningtyas
Editor: Prihatini Wahyuningtyas & Dipna Videlia Putsanra