tirto.id - Dirut Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan bahwa pemerintah segera melakukan transaksi pembelian crude oil ke sejumlah kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) akhir tahun ini.
"Dari 11 KKKS kami sudah melakukan pembahasan lebih lanjut dan beberapa sudah kita lakukan implementasinya mungkin mulai Januari tahun depan," ujarnya di Hotel Raffles, Jakarta Selatan, Rabu (29/11/2018).
Pembelian crude dari KKKS dilakukan lantaran saat ini lifting minyak Indonesia terus mengalami penurunan di tengah kebutuhan konsumsi BBM dalam negeri yang cukup tinggi.
Mengacu pada data SKK Migas dalam 10 tahun terakhir produksi minyak dalam negeri memang terus menurun. Pada 2008, lifting minyak tercatat 926 ribu barel per hari (bph), capaian ini secara terus-menerus turun hingga 803,8 ribu pbh pada 2017.
Bahkan produksi minyak mentah dalam negeri turun drastis pada 2015, yaitu 786 ribu bph. Belum lagi jatah KKKS biasanya diekspor, sehingga Pertamina selama ini memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri dari impor.
Apalagi impor minyak mentah yang tinggi menyebabkan neraca perdagangan Indonesia anjlok pada kuartal III tahun ini.
"Kalau kami lihat secara volume total dan penjualan BBM-nya Pertamina ini memang tidak memberikan dampak yang besar bagi impor, apalagi disebut jadi beban. Tapi pembelian dari KKKS Ini tetap kita lakukan untuk memberikan akses yang tinggi bagi masyarakat. Ini tanggung jawab Pertamina terhadap masyarakat Indonesia," tuturnya.
Nicke menyampaikan, pembelian dari KKKS dapat membantu menekan laju impor migas lantaran biaya transportasi dapat dipangkas karena ketersediaannya berada dalam negeri.
"Jadi mohon supportnya saja semoga semuanya bisa kami gunakan dan termasuk di pos kilang kita sebanyak 225.000 barel per hari ini tentu akan menurunkan volume impor dari crude yang selama ini kita lakukan," imbuhnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yantina Debora