tirto.id - Presiden Joko Widodo menjadi imam salat dzuhur di sebuah masjid dalam kunjungan kenegaraannya di Kabul, Afghanistan, Senin (29/1/2018).
Pada kesempatan itu, Presiden Jokowi didaulat menjadi imam salat dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menjadi makmum bersama jamaah yang lain.
Sebelum menunaikan salat, keduanya sempat bertukar kopiah khas masing-masing negara.
Presiden Jokowi sempat dipakaikan turban atau kopiah khas Afghanistan, sementara Presiden Jokowi memberikan peci khas Indonesia dan membantu memakaikannya kepada Presiden Ghani.
Presiden Ghani yang sebelumnya mengenakan pakol pun segera melepasnya untuk kemudian mengenakan peci yang diberikan Presiden Jokowi.
"Thank you (terima kasih)," kata Ghani kemudian keduanya saling tersenyum dan berpelukan.
"Presiden Jokowi menerima longi, topi panjang yang menjuntai dan juga mengenakan chapan, jubah khas Afganistan. Juntaian longi ini bila dibentangkan mencapai 7 meter. Sementara Presiden Ashraf Ghani mengganti pakulnya dengan peci berwarna hitam yang langsung dikenakan oleh Presiden Jokowi," demikian keterangan Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin diterima Antara di Jakarta pada Selasa (30/1/2018).
Hal itu menunjukkan betapa akrab dan hangatnya hubungan kedua kepala negara saat kunjungan Presiden Jokowi ke Afghanistan yang tengah dilanda musibah konflik dalam negeri.
Sebelumnya, pada saat kedatangan di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Presiden Jokowi dan Ibu Iriana bergerak menembus salju dan angin dingin sepanjang jalan menuju Istana Presiden Ashraf Ghani yang ditempuh selama 10 menit.
Presiden pun langsung disambut dengan pelukan hangat Presiden Ashraf Ghani, sehingga tampak seperti dua sahabat yang sudah lama tak berjumpa.
Melengkapi rangkaian kunjungannya ke lima negara Asia Selatan, yaitu Sri Lanka, India, Pakistan, Bangladesh, dan Afghanistan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana Jokowi bertolak menuju Kabul, Afghanistan, dari Bandar Udara International Hazrat Shahjalal, Dhaka, Bangladesh, sekitar pukul 09.15 waktu setempat atau pukul 10.15 WIB.
Keberangkatan Presiden dilepas oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Bangladesh Abul Hassan Mahmood Ali dan Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) Republik Indonesia untuk Bangladesh Rina P. Soemarno.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo