tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini Rabu (16/8/2023). Posisi IHSG diperkirakan berada pada rentang 6.821 sampai dengan 6.954.
"Hari ini IHSG berpotensi bergerak dalam rentang terbatas," ujar CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya dalam risetnya.
William melihat pola gerak IHSG masih betah dalam area konsolidasi wajar dan dibayangi dengan potensi tekanan yang masih cukup besar dalam rentang jangka pendek. Sedangkan sentimen dari fluktuasi nilai tukar Rupiah serta harga komoditas akan turut mewarnai pergerakan IHSG.
"Namun momentum koreksi wajar masih dapat dimanfaatkan investor untuk melakukan akumulasi pembelian dengan target investasi jangka panjang," ujar dia.
Berikut ini beberapa rekomendasi dari Yugen Bertumbuh Sekuritas, untuk saham-saham berpotensi dicermati pada perdagangan hari ini:
- ICBP
- AKRA
- SMRA
- ITMG
- EXCL
- TBIG
- CTRA
Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih melihat performa indeks syariah masih menarik asalkan rebalancing yang dilakukan dapat menyaring saham dengan performa yang paling baik dari masing-masing sektornya, namun dengan kriteria Daftar Efek Syariah (DES).
Pelaku pasar juga dapat memanfaatkan peluang di tengah penurunan indeks syariah, asalkan dapat memilih sektor dan kinerja emiten yang paling unggul dalam indeks tersebut.
Berikut trading plan saham pilihan yang perlu diperhatikan dalam Konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), menggunakan analisis teknikal:
(Buy) TLKM di area Rp3.800 dengan target harga pada resistance di level Rp3.940 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp 3.720.
(Buy) ACES di area Rp700 dengan target harga pada resistance di level Rp750 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp670.
(Buy) SMGR di area Rp6.725 dengan target harga pada resistance di level Rp7.000 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp6.550.
Disclaimer: Artikel ini merupakan rekomendasi dan analisis saham dari analis sekuritas yang bersangkutan, bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Tirto tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Apabila akan membeli/menjual saham, pelajari lebih teliti dan tiap keputusan ada di tangan investor.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin