tirto.id - Ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti membahas peluang mereka di Indonesia Masters 2019, yang dijadwalkan bakal digelar mulai 22-27 Januari di Istora Senayan, Jakarta. Pasangan peringkat 15 dunia tersebut, menganggap jika hasil drawing tak terlalu menguntungkan bagi mereka.
Di babak pertama (32 besar) Praveen/Melati mesti menghadapi ganda campuran peringkat 13 dunia asal Cina, He Jiting/Du Yue. Meski pada pertemuan terakhir di India Open 2018 melawan ganda Cina tersebut, pasangan Praveen/Melati sanggup menang straight game 21-19, 24-22. Akan tetapi mereka tak ingin menganggap remeh lawan.
Jika pun berhasil lepas dari hadangan He/Du, di turnamen berkategori World Tour Super 500 ini duet Praveen/Melati kemungkinan besar bakal mendapat hadangan tak kalah berat lagi di babak kedua (16 besar). Adalah pasangan ranking 1 dunia asal Cina, yang sekaligus sebagai unggulan pertama turnamen ini, Zheng Siwei/Huang Yaqiong.
"Memang hasil undian kami agak kurang menguntungkan. Di babak pertama ketemu He/Du, kalau menang ketemu unggulan pertama, tapi kami mau mikirin satu-satu dulu sih. Kami pernah menang dari He/Du, tapi itu pun tidak mudah," ujar Melati Daeva Oktavianti, sebagaimana dikutip dari laman PBSI, Senin (21/1/2019).
Melati menambahkan jika duet He Jiting/Du Yue memiliki pukulan keras serta mempunyai pertahanan rapat. Namun menurut Melati, pasangan Cina tersebut masih terlihat sering melakukan kesalahan sendiri.
Gadis 24 tahun tersebut juga membandingkan calon lawannya di babak pertama, dengan ganda ranking-1 dunia, Siwei/Yaqiong, yang memiliki kerapian serta kematangan bermain yang sangat baik.
"Kami tidak mau jadikan ini sebagai beban, lawan tidak bisa dianggap remeh. He pukulanya kencang, pertahanannya kuat. Namun mereka masih membuat kesalahan-kesalahan sendiri, beda dengan Zheng Siwei/Huang Yaqiong yang sudah lebih matang dan rapi permainannya,” ujarnya.
“Main sebagai tuan rumah pasti lebih semangat tapi sekaligus lebih tegang,” tutup Melati, menjelaskan tentang perasaannya yang akan turun bermain di Istora Senayan.
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Fitra Firdaus