tirto.id - Calon Gubernur Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan bahwa dia tengah berupaya mendekatkan diri pada pemilih pemula. Salah satu cara yang ditempuhnya adalah dengan terjun langsung di aplikasi media sosial TikTok.
Dia mengklaim berhasil menggunakan aplikasi TikTok secara efektif untuk memperkenalkan dirinya kepada publik hanya dalam kurun waktu dua pekan.
"Kalau dilihat dulu, saya tidak pernah main TikTok. TikTok saya enggak lebih dari dua minggu follower-nya hampir 10 ribu dan yang like di atas 250 ribu. Artinya apa? Saya di Gen Z bisa diterima juga," kata Pramono Anung dalam agenda Alumni SMA Jakarta Menyala Nongkrong Bareng Mas Pram & Bang Doel Gelanggang Remaja Jakarta Selatan, Sabtu (28/9/2024).
Pramono menjelaskan bahwa dia melibatkan pula anaknya dan sejumlah anak muda untuk menjadi tim sukses dalam mengelola suara serta aspirasi Gen Z.
"Saya banyak belajar dari anak saya dan teman-temannya dan juga komunitas Gen Z yang selama ini dekat dengan kami," kata Pramono.
Dia mengungkapkan selama menggunakan TikTok ada banyak hal baru yang kini harus dipelajarinya. Menurutnya, pendekatan anak muda masa kini tak pernah terbayangkan sebelumnya dalam karir politik Pramono.
"Walaupun kadang-kadang diisi oleh hal yang dulu tidak pernah saya bayangkan harus begini-begini," kata Pramono.
Pramono yakin gerakan dan kampanyenya di media sosial dapat berbuntut pada kenaikan elektabilitasnya untuk Pilkada mendatang. Dia mengklaim bahwa dalam waktu dekat dengan metode kampanyenya di media sosial dapat meningkatkan elektabilitasnya hingga di atas 35 persen.
"Kalau dilihat di medsos yang terakhir, grafik saya udah [naik] eksponensial. Dan ini menurut saya akan mungkin 4-5 hari lagi kalau ada survei, saya yakin pasti udah di atas 35 persen," kata Pramono.
Menurut Pramono, mendekati anak muda memang perlu langkah berbeda. Kepada generasi tua, dia merasa cukup menggunakan pendekatan sosialisasi visi-misi dan rencana kerja pembangunan Jakarta. Dia bercerita bahwa dalam sejumlah kampanyenya, dia langsung diberi pesan agar tidak melakukan korupsi dan mengatasi kesenjangan sosial di Jakarta.
"Ya mereka menginginkan bahwa kalau kami mendapatkan kesempatan, mendapatkan amanah, ada dua yang mereka pesankan. Satu, jangan korupsi. Yang kedua, mengurangi disparitas atau perbedaan kesenjangan orang kaya dan orang lapisan bawah di Jakarta. Ini yang menjadi problem utamanya," kata dia.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fadrik Aziz Firdausi