tirto.id - Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, menduga ada sekelompok pihak yang berusaha menimbulkan kekacauan di Indonesia, termasuk dengan terjadinya bom bunuh diri di tiga gereja Surabaya, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018) pagi. Menurutnya, kegaduhan-kegaduhan seperti ini akan merusak citra bangsa Indonesia.
"Kita perlu ketenangan. Mereka mau bikin kacau," tukas Prabowo di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Minggu (13/5/2018).
Prabowo melihat ada motif politik dari penyerangan terhadap tiga gereja di Surabaya. Salah satu motifnya adalah merusak citra Indonesia sebagai penyelenggara Asian Games pada Agustus-September 2018 mendatang.
"Indonesia mau dibikin gaduh, merusak citra kita, merusak ketenangan," tandas mantan Danjen Kopassus ini.
Prabowo menilai, aksi teror ke rumah ibadah bukanlah bagian Islam. Islam Indonesia adalah Islam yang damai. Selain itu, lanjutnya, budaya Indonesia juga tidak memunculkan sikap jahat atau benci kepada agama lain.
Namun, Prabowo enggan menanggapi dugaan kelalaian ada di pemerintahan. Oleh sebab itu, ia mengutuk aksi terorisme apapun, juga penggunaan kekerasan untuk kepentingan politik. Di sisi lain, Prabowo mengajak publik untuk lebih waspada.
Ledakan bom terjadi di tiga gereja Surabaya pada Minggu (13/5/2018) pagi tadi. Terkini, Polda Jatim menyatakan serangan bom di tiga gereja tersebut telah menewaskan 11 orang dan melukai 41 orang.
Polda Jatim menginformasikan, ledakan pertama terjadi di Gereja Maria Tak Tercela, yaitu pada sekitar pukul 07.30 WIB. Dilaporkan aksi bom bunuh diri tersebut telah menewaskan 2 orang termasuk pelaku.
Ledakan yang hampir bersamaan juga terjadi di Gereja Pantekosta di Jalan Arjuno pada sekitar pukul 07.30 WIB. Selanjutnya, 5 menit kemudian, di GKI Diponegoro Jalan Raya Diponegoro juga terjadi ledakan tepatnya sekitar pukul 08.00 WIB.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengunjungi tempat kejadian di Surabaya setelah membatalkan agendanya hari ini. Selain itu, presiden juga menggelar konferensi pers serta menjenguk para korban luka di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Iswara N Raditya