tirto.id - Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan, Indonesia harus bisa meniru Republik Rakyat Tiongkok yang dalam 40 tahun bisa menghilangkan kemiskinan di negaranya.
Hal itu disampaikan Prabowo guna menjawab pertanyaan moderator terkait cara mengatasi penurunan daya beli petani dan nelayan akibat rendahnya harga komoditas pertanian dan perikanan.
Sebagai negara yang sudah berjalan puluhan tahun, kata Prabowo, Indonesia harus berani mengoreksi diri. Dalam konteks ini, Prabowo mengaku tidak menyalahkan pemerintahan Presiden Joko Widodo, tetapi menjadi masalah bersama.
“Saya tidak menyalahkan Pak Jokowi, tidak menyalahkan. Ini masalah kesalahan kita sebagai bangsa dan sudah berjalan bahkan puluhan tahun. Tapi kita harus berani mengoreksi diri,” kata Prabowo dalam debat kelima Pilpres di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/4/2019).
Akan tetapi, Prabowo menyayangkan sikap Capres nomor urut 01 Jokowi yang terus mengizinkan impor, padahal itu sangat merugikan petani.
“Pak Jokowi sudah berkuasa 4 tahun kenapa mengizinkan impor [ini membuat] petani hancur,” kata Prabowo.
Menurut Prabowo, semua masalah itu terjadi karena sistem ekonomi Indonesia salah arah. Selain itu, ia menilai, pemerintah tidak memiliki strategi untuk mengatasi persoalan ini.
“Bapak izinkan menteri-menteri bapak [untuk] memberikan mengizinkan komoditas asing masuk ke Indonesia dengan begitu-begitu gampangnya,” kata dia.
Untuk itu, Prabowo berjanji akan menghadirkan pemerintah yang kuat, menghadirkan kepastian usaha serta kepastian hukum apabila terpilih dalam Pilpres 2019 nanti.
“Saya yakin bersama Prabowo-Sandi, [kita ciptakan] pemerintahan yang kuat tegas dan berpihak kepada pengusaha-pengusaha nasional. Menghadirkan kepastian usaha, kepastian hukum sehingga investasi yang diperlukan untuk mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi bisa terwujud,” ungkap dia.
Debat ini mempertemukan Paslon nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Debat kelima kali ini bertema ekonomi, kesejahteraan sosial, keuangan, investasi, dan industri dan digelar sehari sebelum masa tenang Pemilu 2019 dimulai.
Empat stasiun TV yang menayangkan debat kelima kali ini yaitu TVOne, ANTV, Berita Satu, Net TV, dan moderator debat adalah Balques Manisang dan Tomy Ristanto.
Sepuluh panelis di debat kelima antara lain:
1. Rektor Unair, Prof. Muhammad Nasih
2. Guru Besar FEB Universitas Tanjungpura, Prof. Eddy Suratman
3. Dosen FEB UIN Syarif Hidayatullah, Dr. Muhammad Arief Mufraini
4. Dekan FEB Universitas Diponegoro, Dr.Suhartono
5. Dekan FEB Universitas Sam Ratulangi, Dr.Herman Karamoy
6. Dekan FEB Universitas Udayana, Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si
7. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Dr. Harif Amali Riva’i
8. Guru Besar ITB, Prof. Dr. Ir. Dermawan Wibisono
9. Dosen Community Development Unika Soegijapranata Semarang, Tukiman Taruno Sayoga Ph.D
10. Direktur Eksekutif Indonesia Global Justice (IGJ) Rahmi Hertanti.
Editor: Agung DH