tirto.id -
Meskipun saat ini perang dagang tengah masuk fase gencatan senjata namun pemerintah RI harus bersiap.
Diberitakan sebelumnya, saat ini neraca peradangan Indonesia pada Januari 2019 tercatat mengalami defisit sebesar 1,16 miliar dolar AS. Angka ini lebih tinggi daripada defisit neraca dagang pada periode yang sama tahun 2018, yakni 760 juta dolar AS.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyatakan defisit neraca dagang pada Januari 2019 dipicu oleh kinerja ekspor yang sedang loyo. Ekspor RI ke sejumlah negara mitra dagang utama, kata Darmin, menurun pada awal tahun.
Beberapa negara mitra dagang utama Indonesia, menurut Darmin, telah mengurangi konsumsi lantaran dampak perang dagang. Sementara India yang menjadi salah satu importir utama sawit Indonesia mulai melakukan kebijakan restriktif terhadap ekspor komoditas itu dari negara-negara Asia Tenggara.
"Karena ekspor kita terutama nomor satu ke Cina, nomor dua AS, tiga Jepang, empat Eropa atau India. Cina, termasuk AS, pertumbuhan ekonomi dan perdagangannya turun, jadi kita terpengaruh langsung dengan perang dagang. Sementara untuk cari alternatifnya perlu waktu," kata dia di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta pada Jumat (15/3/2019).Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Zakki Amali