tirto.id - DKI Jakarta menjadi salah satu kota dengan tingkat polusi tertinggi di Indonesia.
Berdasarkan laman pengukur kualitas udara secara waktu nyata, IQAir, rata-rata indeks kualitas udara (AQI) DKI Jakarta ada pada tahap sedang hingga tidak sehat bagi kelompok sensitif.
Kualitas udara di Jakarta masuk jajaran 10 besar kota yang menghasilkan polusi udara paling tinggi di Indonesia. Polusi udara di DKI Jakarta juga telah menyebabkan kurang lebih sekitar 9.800 kematian dengan kerugian mencapai USD2,6 trilyun sepanjang tahun 2021.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, dikutip dari artikel terdahulu, digugat oleh Koalisi Ibu Kota karena polusi udara. Putusan majelis hakim PN Jakarta Pusat memberi rekomendasi untuk tergugat.
- Melakukan pengawasan terhadap ketaatan setiap orang terhadap setiap ketentuan peraturan perundangan di bidang pengendalian pencemaran udara dan atau ketentuan dokumen lingkungan hidup.
- Menjatuhkan sanksi terhadap setiap orang yang melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan tentang pengendalian pencemaran udara.
- Menyebarluaskan informasi pengawasan dan penjatuhan sanksi berkaitan pengendalian pencemaran udara kepada masyarakat.
- Mengetatkan baku mutu udara ambien daerah untuk provinsi DKI Jakarta yang cukup untuk melindungi kesehatan manusia lingkungan dan ekosistem termasuk kesehatan populasi yang sensitif berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
- Melakukan inventarisasi terhadap baku mutu udara ambien, potensi pencemaran udara, kondisi meteorologis dan geografis serta tata guna lapangan dengan mempertimbangkan penyebaran emisi dari sumber pencemar yang melibatkan partisipasi publik.
- Menetapkan status mutu udara ambien setiap tahunnya dan mengumumkannya kepada masyarakat.
- Menyusun dan mengimplementasikan strategi dan rencana aksi pengendalian pencemaran udara, dengan mempertimbangkan penyebaran emisi dari sumber pencemar secara terfokus tepat sasaran dan melibatkan partisipasi publik.
Mengukur Indeks Kualitas Udara
Mengukur indeks kualitas udara bisa dilakukan dengan beberapa cara.
Selama pandemi hampir 80-90 persen kegiatan dilakukan di dalam ruangan. Dikutip dari plume labs, mengukur kualitas udara di dalam ruangan akan lebih efektif serta efesien menggunakan sensor polusi udara.
Beberapa alat sensor polusi udara dapat mengukur seberapa banyak individu terpapar polusi udara dari waktu ke waktu.
Sementara oleh IQAir, alat pemurni udara berguna untuk mencegah menghirup udara berpolus, serta selalu memonitor kualitas udara di daerah sekitar.
Mengutip dari laman SciJinks, selain kedua cara di atas, mengukur kualitas udara dapat mengacu pada Indeks Kualitas Udara (AQI). AQI bekerja seperti termometer, mengukur dari angka 0-500 derajat.
Bedanya, AQI tidak menunjukkan temperatur melainkan kualitas dari udara di suatu daerah.
Editor: Aditya Widya Putri