Menuju konten utama

Polri-TNI Amankan Gawai Dayak dan Bela Ulama di Pontianak

Sebanyak 3.037 personel gabungan Polri-TNI dikerahkan untuk mengamankan aksi bela ulama dan Pekan Gawai Dayak yang dilaksanakan hari ini Sabtu (20/5/2017).

Polri-TNI Amankan Gawai Dayak dan Bela Ulama di Pontianak
Seorang pria Suku Dayak mengikuti pembukaan Pekan Gawai Dayak (PGD) Kalbar ke-31 di Rumah Radakng, Pontianak, Kalbar, Jumat (20/5). Antara Foto/Jessica Helena Wuysang

tirto.id - Kapolresta Pontianak, Kalimantan Barat, Komisaris Besar (Pol) Iwan Imam Susilo menyatakan sebanyak 3.037 personel Polri dan TNI diturunkan untuk mengamankan Pekan Gawai Dayak XXXII dan aksi bela ulama di Pontianak.

"Hari ini ada dua kegiatan yang bersamaan di Kota Pontianak, yaitu PGD XXXII di Rumah Radang dan aksi bela ulama dari Masjid Raya Mujahidin untuk menyampaikan aspirasinya di Mapolda Kalbar di Jalan Ahmad Yani Pontianak," kata Iwan Iman Susilo di Pontianak, Sabtu (20/5/2017), seperti diwartakan Antara.

Terkait dengan penyampaian pendapat di muka umum sebagaimana diatur oleh UU No. 9/1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, Iwan berharap dapat disampaikan secara damai dan bertanggung jawab sesuai dengan koordinasi yang telah dilakukan dan disepakati sebelumnya.

"Untuk mengantisipasi senjata tajam, kami sudah mengimbau serta melakukan razia dan apabila ada yang kedapatan membawa senjata tajam akan diamankan," ungkapnya.

Sebelumnya, Wali Kota Pontianak Sutarmidji yakin aparat kepolisian dan TNI mampu menciptakan keamanan dan kenyamanan di kota itu.

"Saya sepakat dan sepaham dengan Polri dan TNI yang menginginkan Kota Pontianak harus tetap aman, apalagi Pontianak sebagai kota jasa dan perdagangan yang modal utamanya keamanan," katanya.

Kalau keduanya berjalan dengan baik, Kota Pontianak sebagai kota jasa dan perdagangan akan selalu nyaman.

"Jangan dijadikan Pontianak sebagai 'panggung' yang membuat citranya menjadi tidak baik," kata Sutarmidji.

Dalam kesempatan itu, Wali Kota Pontianak mengimbau seluruh masyarakat kota itu bersama-sama menjaga keamanan dan kenyamanan kota itu, bersama-sama aparat kepolisian dan TNI.

Sementara itu, di wilayah Kapuas Hulu, Kalimantan Barat jajaran TNI – POLRI siaga satu dalam mengantisipasi ancaman serta potensi yang dapat merusak keamanan dan ketertiban di wilayah setempat bahkan hingga daerah pelosok.

"Kapuas Hulu masih kondusif, belum ada hal - hal menonjol terkait adanya aksi bela ulama 205 dan gawai dayak di Kota Pontianak," kata Dandim 1206/Psb Letkol Inf Muhammad Ibnu Subroto ketika ditemui di Putussibau, Kapuas Hulu, Sabtu (20/5/2017).

Ia menjelaskan siaga satu dilaksanakan sejak 17 Mei 2017 dengan menurunkan 125 personel terdiri dari Kodim, Batalion dan Subdenpom.

"Pasukan reaksi cepat tetap disiapkan sebanyak 20 personel," ungkap Ibnu.

Ibnu mengatakan patroli juga dilaksanakan di tempat strategis seperti Bandara, Terminal, Pasar Merdeka dan Kantor Bupati Kapuas Hulu.

Hal senada juga disampaikan Kapolres Kapuas Hulu, melalui Kabag Ops Polres Kapuas Hulu Kompol Joko. Pihaknya juga melaksanakan siaga satu dengan melaksanakan apel juga beberapa kegiatan seperti razia kendaraan dan patroli.

"Kami juga lakukan koordinasi dengan tokoh adat dan tokoh masyarakat dan kita berikan imbauan agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dan tidak mudah percaya isu serta berita yang bersifat memprovokasi," tegas Joko.

Ia berpesan agar masyarakat Kapuas Hulu tetap menjaga keamanan dan keharmonisan yang selama ini sudah terjalin dengan baik.

Baca juga artikel terkait KALBAR atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Hukum
Reporter: Dipna Videlia Putsanra
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra