tirto.id - Rumah Sakit Polri Kramat Jati tidak mau menyampaikan hasil otopsi yang dilakukan hingga hari Kamis (1/11/2018). Padahal proses tersebut dilakukan bersamaan dengan identifikasi para korban.
Menurut Kepala Rumah Sakit Polri Kramat Jati Kombes Musyafak, pihaknya hanya fokus ke masalah identifikasi. Untuk masalah penyebab kecelakaan pesawat yang menjadikan korban meninggal dengan kondisi tubuh tidak lengkap diserahkan pada Komite Nasional Keselamatan Tranportasi (KNKT).
Namun sejauh ini, dugaan bahwa pesawat mengalami kendala mesin atau meledak belum terlihat berdasarkan data di RS Polri.
“Dari 48 kantung jenazah yang dikirim ke kita tidak ada tanda-tanda luka bakar. Tidak ada satupun body part yang terkesan adanya luka bakar,” jelas Musyafak di RS Polri.
Musyafak mengatakan data-data jenazah tentunya dicatat oleh Polri tapi tidak akan dipublikasikan. KNKT tentu bisa meminta bila merasa membutuhkan data tersebut, tapi RS Polri tetap akan fokus pada identifikasi jenazah saja.
Dia berpendapat tidak ada hubungannya antara kondisi mayat dengan kecelakaan tersebut. “Saya rasa tidak bisa [dihubungkan]. Saya tidak berandai-andai ya, tapi kalau meledak tidak ada tanda-tanda kebakaran,” jelasnya lagi.
Luka potongan tubuh korban pun tidak rata. Musyafak menyatakan sebabnya beragam untuk bisa menghasilkan luka koyak seperti yang ditemui pada korban Lion Air JT 610. Bisa karena benda tumpul, ataupun tekanan udara.
“Tidak ada kewajiban dan mungkin juga KNKT tidak membutuhkan data ini. Mereka punya SOP sendiri,” tegas Musyafak.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Irwan Syambudi