tirto.id - Polri mengusut kebocoran data masyarakat dalam sistem aplikasi Electronic Health Alert Card (e-HAC) yang dikembangkan Kementerian Kesehatan. Hasilnya, tidak ditemukan indikasi kebocoran.
"Hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Siber Polri terhadap Kemenkes dan mitra Kemenkes, tidak ditemukan upaya pengambilan data pada server e-HAC," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono, Selasa (7/9/2021).
Imbas dari hasil penyelidikan itu, Polri menghentikan pengusutan perkara. Polisi memastikan aplikasi kartu kewaspadaan kesehatan yang terintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi itu aman digunakan oleh publik. "Ya, aman," imbuh Argo.
Temuan polisi kali ini serupa dengan temuan Kementerian Kesehatan. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Anas Ma'ruf menegaskan data masyarakat di dalam sistem e-HAC tidak bocor dan berada dalam perlindungan.
"Data masyarakat yang ada di dalam e-HAC tidak mengalir ke platform mitra. Sedangkan data masyarakat yang ada di platform mitra menjadi tanggung jawab penyelenggara sistem elektronik, sesuai dengan amanat UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi Elektronik atau UU ITE," kata Anas dalam konferensi pers daring, Rabu (1/9).
Informasi kerentanan ditemukan pada platform mitra e-HAC dilaporkan VPN Mentor, situs yang fokus pada Virtual Private Network, dan telah diverifikasi oleh Badan Siber dan Sandi Negara, serta diterima Kementerian Kesehatan pada 23 Agustus 2021.
Sebelumnya, Anas sempat mengatakan kebocoran data pada aplikasi Electronic Health Alert Card atau eHAC diduga dari pihak mitra pemerintah. “Dugaan kebocoran data eHAC yang lama diakibatkan kemungkinan adanya dugaan kebocoran di pihak mitra dan ini sudah diketahui oleh pemerintah,” kata Anas dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Kemenkes, Selasa (31/8/2021).
Sebagai langkah mitigas atas adanya dugaan kebocoran data ini, eHAC yang lama kata Anas sudah dinonaktifkan. Sementara eHAC yang baru tetap aktif dan terintegrasi atau berada dalam aplikasi PeduliLindungi. Anas menjamin eHAC yang baru dan terintegrasi dengan PeduliLindungi itu telah dijaga keamanan datanya. Data tersebut semuanya satu paket dengan seluruh informasi tentang pengendalian COVID-19 yang ada di Pusat Data Nasional.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Restu Diantina Putri