tirto.id - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Dedek Prayudi menduga pihak Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyebarkan isu hoaks yang merugikan Jokowi di Pilpres 2019. Dedek beralasan, isu tersebut membuat persepsi masyarakat terbentuk dan meyakininya.
"Kejadian ini membuat kami kemudian melihat kembali siapa pihak yang paling diuntungkan kalau persepsi masyarakat berhasil terbangun oleh kebohongan ini. Kalau saya melihat dari sana, pihak yang paling diuntungkan itu pihak Paslon 02," ujar Dedek di kantor PSI, Jumat (15/2/2019).
Ia juga menyoroti, terjadi kemiripan pola pada setiap kali isu-isu kebohongan menyeruak ke publik. Sebab pihak yang dirugikan masih sama.
Ia mencontohkan pada tahun 2018, setidaknya terdapat delapan kebohongan yang dilakukan oleh Prabowo-Sandi. "Salah satunya terkait kemiskinan yang meningkat 50 persen dan ternyata itu bohong. Terus soal 99 persen rakyat Indonesia hidup pas-pasan, ternyata itu bohong. Masih banyak lagi," tutur dia.
Bahkan memasuki tahun 2019, ia juga mencatat kubu paslon nomor 2 sudah menyebarkan berita bohong terkait pemakaian selang darah RSCM sebanyak 40 kali, Tol Cipali dibangun tanpa utang, dan isu 7 kontainer berisi surat suara tercoblos.
"Maka kalau dilihat pola dari kebohongan-kebohongan sebelumnya, tidak berlebihan kalau kami meyakini bahwa ada keterlibatan dari pendukung atau internalnya [kubu Prabowo] sendiri. Saya tidak menuding, hanya meyakini," ujarnya.
Untuk itu Dedek meminta kubu Prabowo-Sandi untuk melakukan klarifikasi atau memberikan tanggapan terkait isu tersebut.
"Kami meminta tim paslon nomor 2 klarifikasi soal ini. Saya harap jawabannya jauh lebih mendidik dan substansial daripada hanya sekedar bilang 'PSI cari sensasi'," tandas dia.
Penulis: Alfian Putra Abdi
Editor: Agung DH