tirto.id - Kepolisian Turki telah mengantongi surat perintah penahanan terhadap 120 eksekutif perusahaan, sebagai bagian dari penyelidikan atas upaya kudeta militer pada bulan Juli lalu, dan saat ini terus melakukan penggerebekan.
Hal tersebut dilaporkan oleh kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah setempat pada Selasa (16/8/2016).
Disebutkan bahwa perusahaan-perusahaan itu dituduh memberikan dukungan finansial bagi gerakan ulama Fethullah Gulen yang bermarkas di Amerika Serikat. Gulen dituduh mendalangi kudeta yang terjadi pada tanggal 15 Juli lalu. Namun, dia membantah terlibat dalam aksi tersebut.
Polisi mulai melakukan penggeledahan di distrik Uskudar dan Umraniye, Istanbul, termasuk bangunan-bangunan milik perusahaan induk yang tidak dapat disebutkan namanya, kata kantor berita itu.
Sejak kudeta tersebut, lebih dari 35 ribu orang telah ditahan, 17 ribu di antaranya ditahan secara resmi, dan puluhan ribu lainnya diskors dalam langkah pembersihan militer Turki, sistem hukum dan ketertiban, pendidikan serta kehakiman.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menuding Gulen memanfaatkan luasnya jaringan sekolah, badan amal dan bisnis yang dibangun di Turki maupun di luar negeri selama beberapa dasawarsa, untuk menyusup ke dalam institusi negara dan membangun "struktur paralel" yang bertujuan mengambil alih negara.
Erdoğan bertekad memutus pemasukan bisnis yang berkaitan dengan Gulen, dan menggambarkannya sebagai "sarang terorisme" serta berjanji tidak memberi ampun untuk membongkarnya.
Sebelum kudeta yang gagal itu, di mana lebih dari 240 orang tewas, pihak berwajib sudah menyita bank pinjaman Islam Bank Asya, mengambil alih atau menutup beberapa perusahaan media dan menahan pengusaha atas tuduhan mendanai gerakan ulama tersebut.
Sebagai bagian dari penyelidikan kudeta, polisi juga menggeledah kantor-kantor di gedung pengadilan utama di sisi Asia Istanbul pada Rabu, ketika mereka menggerebek kompleks itu dengan surat perintah penahanan terhadap 83 personel kehakiman, demikian dilaporkan Anadolu.
Sehari sebelumnya polisi menahan setidaknya 136 staf pengadilan dalam penggerebekan di tiga gedung kehakiman, termasuk gedung pengadilan terbesar Turki di sisi Eropa kota tersebut.
Seorang mantan legislator dari partai berkuasa AKP Aydin Biyiklioglu juga ditahan bersama tujuh akademisi di Kota Trazbon, Laut Hitam, sebagai bagian dari penyelidikan, kata Anadolu.
Penulis: Ign. L. Adhi Bhaskara
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara